TRIBUNNEWS.COM - Presiden Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal sebagai Perdana Menteri Prancis pada Selasa (9/1/2024).
Gabriel Attal yang berusia 34 tahun menjadikannya sebagai Perdana Menteri Prancis termuda dalam sejarah negara itu.
''Saya tahu saya dapat mengandalkan energi dan komitmen Anda,'' tulis Macron di platform media sosial X dalam pesannya kepada Attal, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Gabriel Attal merupakan Menteri Pendidikan Prancis yang dikenal cerdas.
Gabriel Attal juga merupakan politisi yang paling populer di negara Prancis.
Dipilihnya Attal sebagai Perdana Menteri karena menggantikan Perdana Menteri Elisabeth Borne yang mengundurkan diri pada hari Senin.
Menurut sistem politik Prancis, Perdana Menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggung jawab kepada parlemen.
Nantinya tugas Attal adalah bertanggung jawab melaksanakan kebijakan dalam negeri, terutama langkah-langkah ekonomi, dan mengoordinasikan tim menteri pemerintah.
Macron menghadapi tantangan yang sulit selama setahun, setelah mendorong reformasi pensiun dan imigrasi yang tidak populer pada tahun 2023.
Langkahnya untuk melibatkan Attal dipandang sebagai peningkatan popularitas menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni.
Macron, yang merupakan pendukung setia integrasi Eropa, sangat khawatir dengan pengaruh kelompok sayap kanan dan populis anti-Uni Eropa.
Baca juga: Perancis Menuju Perombakan Pemerintahan, Presiden Emmanuel Macron Bisa Memilih Perdana Menteri Baru
Pasalnya, mereka juga meningkat dalam jajak pendapat di sejumlah negara, termasuk negaranya sendiri.
Sosok Gabriel Attal
Penunjukan Attal tentu saja merupakan hal yang menarik, mengingat usia gabungan Attal dan Macron, 46 tahun, lebih muda satu tahun dibandingkan Presiden AS Joe Biden.
“Presiden termuda dalam sejarah (Prancis) menunjuk perdana menteri termuda dalam sejarah [Prancis]. Saya ingin melihatnya sebagai simbol keberanian,” kata Attal, dikutip dari independent.co.uk.
Sementara itu, Attal memiliki kemajuan yang sangat pesat.
Dalam satu dekade, ia memiliki jabatan sebagai seorang penasihat di Kementerian Kesehatan.
Menurut teman-temannya, ambisi politik Attal tergerak ketika ia menghadiri demonstrasi menentang Jean-Marie Le Pen, ayah Marine, ketika pemimpin sayap kanan itu terpilih dalam pemilihan presiden putaran kedua melawan Jacques Chirac pada tahun 2002.
Pada tahun 2006, ia bergabung Partai Sosialis pada tahun 2006.
Dia tampaknya terinspirasi oleh janji Macron untuk mengatur ulang peraturan politik sentris.
Pada tahun 2020 hingga 2022, Attal naik jabatan menjadi juru bicara pemerintah pada masa pandemi Covid-19.
Dia kemudian diangkat menjadi menteri anggaran sebelum diangkat pada bulan Juli sebagai menteri pendidikan, salah satu posisi paling bergengsi di pemerintahan Prancis.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Presiden Prancis