News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bertolak ke Manila, Menlu Retno Bahas soal Laut China Selatan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,MANILA - Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi turut mendampingi Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Manila, Filipina.

Dalam lawatan ini, Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, dalam format Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC), Selasa (9/1/2024).

Di pertemuan itu, Menlu Retno pun membahas persoalan terkait Laut China Selatan.

Ia menyatakan, Indonesia ingin semua negara-negara anggota ASEAN termasuk Filipina untuk sesegera mungkin menyelesaikan kasus tersebut.

"Laut China Selatan, Indonesia siap bekerja sama dengan semua negara anggota ASEAN, termasuk Filipina untuk menyelesaikan CoC sesegera mungkin," kata Retno dalam keterangannya.

Indonesia juga menyambut baik Statement on Maintaining and Promoting Stability in the Maritime Sphere in Southeast Asia yang dikeluarkan para Menteri Luar Negeri ASEAN pada 30 Desember 2023 lalu.

"Hal ini merupakan langkah penting untuk memastikan Laut China Selatan tetap menjadi laut perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," jelas mantan dubes RI di Belanda.

Selain itu, kedua menteri luar negeri, juga membahas situasi di Myanmar, pengungsi Rohingya maupun isu Palestina.

Indonesia dan Filipina memiliki keprihatinan yang sama terhadap situasi di Myanmar.

"Kita terus mendorong implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) untuk mengembalikan perdamaian dan demokrasi di Myanmar," ungkap dia.

"Kami juga tegaskan dukungan bersama bagi Laos sebagai Ketua ASEAN untuk memfasilitasi lebih banyak dialog dan bantuan kemanusiaan," lanjut Retno.

​Akibat krisis di Myanmar, baik RI dan Filipina telah menyaksikan lonjakan pengungsi Rohingya ke kawasan, termasuk ke Indonesia.

Oleh karena itu kerja sama regional yang lebih kuat diperlukan untuk mengatasi isu ini, termasuk akar penyebabnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini