News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

100 Penjaga Tahanan Disandera dan Geng Bersenjata Serbu Stasiun TV, Apa yang Terjadi di Ekuador?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Angkatan Bersenjata berjaga di gerbong kereta bawah tanah selama operasi untuk melindungi keamanan sipil di Quito, Ekuador pada 10 Januari 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Ekuador dilanda gelombang kekerasan baru dalam beberapa hari terakhir.

Lebih dari 100 petugas penjaga tahanan disandera, sementara anggota geng bersenjata menyerbu stasiun TV dan menginterupsi siaran langsung.

Krisis kekerasan terkait geng ini menjadi tantangan baru Daniel Noboa, yang baru saja terpilih sebagai presiden Ekuador pada November lalu.

Namun permasalahan apa yang sebenarnya terjadi di Ekuador?

Mengutip Reuters, Ekuador diliputi masalah keamanan dan konflik geng serta narkoba.

Permasalahan sudah memburuk sejak pandemi Covid-19.

Gambar selebaran yang dirilis oleh Kepresidenan Ekuador ini menunjukkan Presiden baru Ekuador Daniel Noboa berbicara pada saat pelantikannya di Majelis Nasional di Quito pada tanggal 23 November 2023. (Selebaran / Kantor Pers Kepresidenan Ekuador / AFP)

Pemerintah menyebut kasus kematian akibat kekerasan di tahun 2023 menyentuh angka 8.008.

Angka itu hampir dua kali lipat dari kasus di tahun 2022.

Kekerasan dipicu semakin besarnya jangkauan geng-geng yang menyelundupkan kokain, yang juga mengacaukan sebagian besar wilayah Amerika Selatan tak hanya Ekuador.

Di dalam penjara-penjara Ekuador, lemahnya kontrol negara memungkinan geng-geng tersebut tetap memperluas kekuasaan mereka.

Kekerasan di penjara semakin sering terjadi, mengakibatkan ratusan kematian dalam setiap insiden.

Baca juga: Ekuador Makin Mencekam, Presiden Daniel Noboa: Kami Sedang Perang Lawan Geng Narkoba

Pihak berwenang menyebut kekerasan terjadi karena pertikaian antar geng untuk menguasai penjara.

Guayaquil, sebuah kota pesisir terbesar di Ekuador, dianggap sebagai kota paling berbahaya di negara itu, karena pelabuhannya berfungsi sebagai pusat penyelundupan narkoba.

Selama kampanye, Presiden Noboa (36), menggembar-gemborkan “Rencana Phoenix” untuk mengatasi masalah keamanan di Ekudor.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini