TRIBUNNEWS.COM - Sepuluh orang tewas dalam kerusuhan geng bersenjata di Ekuador.
Delapan orang tewas di beberapa penjara dan tiga lainnya terluka dalam serangan di Guayaquil.
Dua korban jiwa lainnya adalah petugas penjara yang dibunuh di kota Nobol.
Setidaknya terjadi 23 insiden kekerasan di delapan provinsi, termasuk sejumlah mobil polisi yang diledakkan.
Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mendeklarasikan keadaan darurat nasional selama 60 hari untuk memberantas 22 geng yang ditetapkannya sebagai teroris.
Kerusuhan geng bersenjata ini terjadi setelah Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros, melarikan diri dari penjara tempat ia menjalani hukuman 34 tahun penjara.
Selain di stasiun TV Television, kerusuhan ini juga terjadi di enam penjara lainnya, termasuk menyandera penjaga penjara, menyiksa dan membunuh mereka, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Geng Bersenjata Ekuador Serbu Stasiun TV
Pada Selasa (9/1/2023), 13 pria bersenjata memasuki gedung stasiun TV.
Mereka menodongkan senjata kepada setiap orang yang berada di ruangan itu, termasuk kameraman, presenter, dan kru lainnya.
Pasukan keamanan bersenjata lengkap segera meluncur ke lokasi kejadian.
Baca juga: Bos Geng Narkoba Ekuador Kabur dari Penjara, Picu Kerusuhan, Noboa Umumkan Keadaan Darurat 60 Hari
"Kami menemukan senjata, bahan peledak dan barang bukti lainnya," kata Kepala polisi nasional Cesar Augusto, Zapata Correa, pada Selasa (9/1/2024) malam.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kejadian itu.
"Para pelaku akan diadili untuk dihukum atas tindakan teroris mereka,” lanjutnya, dikutip dari Reuters.
Ia bersumpah, penegakan hukum tidak akan membiarkan tindakan kekerasan mengancam keteriban dan perdamaian.