TRIBUNNEWS.COM - Bak efek domino, aturan larangan mengonsumsi daging anjing yang baru saja diterapkan Korea Selatan kini juga menjadi perbincangan panas di Tiongkok.
Aturan baru di Negeri Ginseng tersebut memicu debat online di Tiongkok terkait aturan serupa mengingat di negara tersebut jutaan ekor anjing juga dikonsumsi setiap tahunnya.
Menanggapi aturan yang disahkan pada 9 Januari 2024 lalu tersebut, platform Weibo dipenuhi gelombang tuntutan penghentian konsumsi daging anjing
Dikutip Tribunnews.com dari Korean Herald, situs mikroblogging Tiongkok ini dipenuhi sentimen dukungan atas aturan serupa untuk pemerintahan Xi Jinping.
Tak tanggung-tanggung, tagar tentang pelarangan ini mendapat dukungan sekitar 100 juta tayangan di Weibo dalam dua hari hingga Kamis pagi ini (11/1/2024) dan memicu 7.229 diskusi.
Banyak netizen di Tiongkok mengatakan bahwa orang Korea Selatan bersikap progresif dengan melarang perdagangan daging anjing,
Sementara itu pihak yang pro-konsumsi daging anjing berpendapat bahwa undang-undang baru ini tidak menghormati hak warga untuk memilih apa makanan yang mereka konsumsi.
"Meskipun (Korea Selatan) memiliki kesadaran untuk melindungi hewan lebih baik," kata seorang pengguna Weibo, Gushige dari Shanghai.
Pengguna tersebut juga menunjukkan bahwa Tiongkok tidak memiliki undang-undang yang mencegah penyalahgunaan hewan.
Netizen di Tiongkok dan Korea Selatan biasanya sering bentrok mengenai kepemilikan tradisi budaya, tetapi dalam kasus ini, netizen Tiongkok sepertinya memiliki pandangan yang sama terkait pelarangan konsumsi daging anjing.
Hal ini bisa juga dilihat pengguna bernama fanxingdiandian dari Provinsi Jiangsu bagian timur.
Baca juga: Soal Pengiriman Ratusan Ekor Anjing ke Sragen, Polres Subang: Hanya 30 dari Subang
"Manusia sudah menggunakan anjing sebagai hewan pekerja untuk membantu membimbing tunanetra, serta untuk pekerjaan kepolisian dan pencarian dan penyelamatan. Mereka juga adalah hewan peliharaan kita." tulisnya
"Selain membuat mereka bekerja, dan jika mereka berhenti berguna bagi kita dalam cara-cara tersebut, kita seharusnya memperlakukan mereka sebagai daging anjing? Itu terdengar tidak bermoral." sambungnya.
Netizen Tiongkok juga mendesak pemerintahan Xi Jinping untuk melakukan lebih banyak upaya untuk melindungi anjing di negara tersebut, mengingat jumlah hewan peliharaan yang semakin bertambah.
Xinhua, lembaga berita resmi Tiongkok, melaporkan pada Juni 2023 bahwa jumlah hewan peliharaan di Tiongkok diperkirakan akan mencapai 446 juta pada tahun 2024.
Pada 2022, tercatat ada lebih dari 70,43 juta pemilik hewan peliharaan di perkotaan.
Status hewan peliharaan telah berkembang di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, ketika generasi muda Tiongkok mulai melihat anjing dan kucing sebagai teman, bukan sebagai hewan pekerja seperti anjing penjaga yang umum ditemui di desa.
Masyarakat Tiongkok yang semakin makmur juga dikenal lebih banyak mengeluarkan uang untuk hewan peliharaan mereka, dengan proyeksi ekonomi hewan peliharaan mencapai 811,4 miliar yuan (sekitar Rp. 1,04 triliun) pada tahun 2025.
Angka tersebut naik dari 493,6 miliar yuan pada tahun 2022, menurut firma konsultan iiMedia Research.
(Tribunnews.com/Bobby WIratama)