TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih, Korea Selatan, Ukraina, Inggris, mengutuk dugaan transfer senjata antara Korea Utara dan Rusia, Rabu (10/1/2024).
Dilansir Al Jazeera, puluhan negara bergabung dengan Amerika Serikat (AS), Kyiv, dan London mengecam dugaan transfer rudal balistik antara Pyongyang dan Moskow.
Dalam pernyataan bersama, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan para menteri dari 47 negara, termasuk Argentina, Australia, Guatemala, Jepang "sekuat mungkin" ikut mengecam dugaan transfer senjata tersebut.
"Senjata tersebut telah digunakan melawan Ukraina pada tanggal 30 Desember dan 2 Januari," ungkap pernyataan bersama tersebut.
Mereka menilai bahwa ekspor rudal balistik jarak pendek (SRBM) Korea Utara ke Rusiah melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pernyataan itu menambahkan bahwa pengadaan dan pasokan senjata antara Pyongyang dan Moskow melanggar beberapa resolusi DK PBB yang diberlakukan sejak tahun 2006 sebagai tanggapan terhadap program senjata nuklir Korea Utara.
Dalam penjelasan sebelumnya, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan bahwa Rusia sejak itu telah menggunakan lebih banyak senjata Korea Utara di Ukraina, termasuk satu senjata yang mendarat di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Dikutip dari The Guardian, Gedung Putih mengatakan Rusia memakai beberapa rudal yang bersumber dari Korea Utara dalam serangannya ke Ukraina pada 6 Januari 2023.
Gedung Putih, Korea Selatan, Ukraina, Inggris Kutuk Dugaan Transfer Senjata antara Korea Utara-Rusia
Korea Selatan Panas Dingin, Korea Utara Pakai Ukraina Jadi Tempat Uji Coba Rudal Berkemampuan Nuklir
Washington akan menuntut di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar Rusia bertanggung jawab.
"Tranfer senjata-senjata ini menambah penderitan rakyat Ukraina, mendukung perang agresi Rusia dan melemahkan rezim non-proliferasi global," imbuh pernyataan tersebut.
Menurut mereka, kerja sama semacam itu juga akan memberikan wawasan teknis dan militer kepada Korea Utara.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-686, AS: Rusia Luncurkan Rudal yang Didapat dari Korut ke Ukraina
"Kami sangat prihatin dengan dampak keamanan kerja sama ini di Eropa, di Semenanjung Korea di kawawasan Indo-Pasifik dan di seluruh duni," terang pernyataan bersama.
Amerika dan sekutunya berencana mengangkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB pada Rabu (10/1/2024).
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar ketika ditanya tentang dugaan transfer senjata tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)