TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis video penyergapan tentara Israel setelah memancing mereka ke sebuah terowongan di lingkungan Sheikh Radwan, Gaza utara.
Video tersebut dikatakan diambil pada akhir Desember 2023 dan dirilis pada Rabu (10/1/2024).
Pada awal video, terlihat drone Quadcopter, drone mini milik tentara Israel yang melayang di dekat bangunan yang mengarah ke terowongan.
Video lalu berpindah dan memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam yang mengoperasikan sebuah laptop.
Ia memantau pergerakan tentara Israel dari kamera yang terpasang di lokasi.
Kemudian, ia berbicara dengan anggota Brigade Al-Qassam lainnya menggunakan telepopn dengan jaringan yang terpasang di terowongan itu.
Ia mengarahkan para pejuang dan memberitahu mereka bahwa pasukan khusus Israel mulai masuk.
Terlihat dari kamera pengintai bahwa pasukan Israel juga membawa beberapa anjing polisi.
Pasukan Israel lalu memasukkan kamera pengintai dan alat penerangan ke dalam terowongan.
Namun, pejuang Brigade Al-Qassam menembakkan senapan ke arah mereka sebelum pasukan Israel meledakkan alat peledak.
Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan, penyergapan yang dilakukan Brigade Al-Qassam terlihat efisien dan kompeten.
Baca juga: Liput Terowongan Hamas Bareng Tentara Israel, Jurnalis AS: Ini Labirin Gelap
Di sisi lain, ia mengatakan Israel kini melakukan tindakan pencegahan dengan sangat teliti.
Di antaranya, mereka menggunakan drone kecil, anjing terlatih yang membawa kamera dan senter, menurunkan kamera pengintai ke dalam terowongan.
Meski Israel kali ini bertindak hati-hati, namun anggota Brigade Al-Qassam lebih cerdas.
Pakar militer itu mengatakan Israel tidak memperhitungkan bagaimana terowongan itu dirancang.
"Masalah pendudukan (Israel) terletak pada lemahnya intelijen dan manajemen pertempuran," kata Fayez Al-Duwairi kepada Al-Jazeera, Kamis (11/1/2024).
Ia mengatakan pasukan Israel itu bersikeras memasuki terowongan alih-alih mengebomnya, mengindikasikan terowongan tersebut dianggap sebagai "kotak hitam" yang mungkin membawanya ke jaringan pusat terowongan.
"Hal ini menyebabkan kesalahan yang sama terus terulang," katanya, menunjukkan peristiwa ini sudah terjadi di beberapa bukaan terowongan yang berbeda.
Hamas Palestina vs Israel
Sejauh ini, Hamas secara terbuka baru mengakui satu terowongan terbesar yang ditemukan di Jalur Gaza utara.
"Anda datang terlambat, misi telah selesai," kata Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, di saluran Telegram pada Senin (18/12/2023).
Terowongan terbesar itu diduga menjadi lokasi peluncuran Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan; 81 orang Israel; 23 warga Thailand; dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.
Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.357 hingga Kamis (11/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Tercatat 340 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (9/1/2023) setelah pasukan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel