TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengutus pejabat penegak hukum untuk melakukan perjalanan ke Ekuador.
Tujuan pejabat penegak hukum AS ke Ekuador adalah untuk membantu penyelidikan kriminal geng narkoba.
Selain penegak hukum, pejabat senior dari Departemen Luar Negeri dan Militer AS juga akan mengunjungi Ekuador.
Kunjungan tersebut rencananya akan dijadwalkan beberapa minggu mendatang.
Sebelumnya, Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mengatakan pada hari Rabu, bahwa negaranya sedang 'berperang' dengan geng narkoba.
“Kami memerangi terorisme narkotika,” kata Noboa dalam wawancara radio pada hari Rabu, dikutip dari The Guardian.
Menurutnya, geng narkoba tersebut ingin pemerintahan Ekuador hancur.
“Mereka menyebarkan gambar untuk menakut-nakuti masyarakat dan membuat presiden republik ini bertekuk lutut, dan hal itu tidak akan terjadi," jelasnya.
Para geng narkoba tersebut diketahui telah menyandera lebih dari 130 staf penjara.
Tidak hanya itu, geng narkoba juga sempat menyerang studio televisi TC di Guayaquil ketika sedang melakukan siaran langsung.
Dalam gambar yang beredar di seluruh dunia, orang-orang bersenjata menyerbu sebuah stasiun TV selama siaran langsung pada hari Selasa sebelum ditangkap oleh pasukan khusus polisi.
Baca juga: Warga Ekuador Kembali Jalani Aktivitas Normal Pasca Teror Geng Kriminal, Pertokoan Mulai Buka
Kekerasan lainnya juga terjadi di beberapa wilayah Ekuador.
Para geng narkoba mengebom mobil, membunuh petugas polisi di jalan hingga upaya pengambilalihan rumah sakit dan universitas di Guayaquil.
Akibat insiden ini, bisnis dan kantor ditutup di sebagian besar kota di Ekuador.
Anak-anak dipulangkan untuk belajar online hingga akhir minggu.
Jalan-jalan di kota itu sangat sepi dan hanya ada sedikit tanda-tanda pengerahan militer besar-besaran yang dijanjikan oleh Presiden Ekuador.
Mengingat bahwa tahanan dari Kolombia, Peru, dan Venezuela mewakili 90 persen orang asing yang dipenjara di negara tersebut.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Ekuador