Perang Saudara Palestina di Jenin Makan Korban, Anggota Pasukan Otoritas Palestina Tewas
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota pasukan keamanan Palestina, dari jajaran “Pengawal Presiden,” dilaporkan tewas dalam bentrokan di Jenin, Minggu (22/12/2024).
Bentrokan bersenjata itu terjadi antara pasukan keamanan Otoritas Palestina dan milisi perlawanan Palestina di Jenin, Tepi Barat menurut juru bicara dinas keamanan Palestina.
Baca juga: Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Singgung Soal Imam Mahdi
Saksi mata melaporkan, sekelompok personel keamanan ditembaki oleh pejuang perlawanan di sekitar kamp Jenin ketika mereka sedang melakukan operasi terhadap milisi perlawanan Palestina.
"Hal ini menyebabkan terbunuhnya tentara pasukan keamanan Otoritas Palestina tersebut, Saher Farouk Juma Arheel, dan cedera dari dua orang lainnya, salah satunya cedera dianggap serius," tulis laporan Khaberni, dikutip Senin (23/12/2024).
Selama sepuluh hari, kota dan kamp Jenin telah menyaksikan kampanye operasi keamanan yang dilakukan oleh dinas keamanan terhadap pejuang perlawanan Palestina.
"Kampanye ini masih berlanjut di tengah baku tembak," kata laporan itu.
Aksi Kontrol PA Bak Israel
Al Jazeera, melaporkan, dari sudut pandang warga Jenin, yang menyebut kendali dan kontrol yang diterapkan pasukan Otoritas Palestina mirip cara-cara represif yang dilakukan Israel.
Laporan itu menulis kesaksian Nahida al-Sabbagh yang telah bertahan dalam pertempuran di kamp pengungsi Jenin, tempat tinggalnya, sejak Sabtu, dua pekan lalu.
Pertempuran antara pejuang bersenjata Palestina setempat dari Brigade Jenin dan pasukan keamanan terus berlangsung di dekat rumahnya sepanjang waktu.
Namun, identitas pasukan keamanan yang bentrok dengan para pejuang itulah yang paling mengejutkan Nahida. Mereka bukan orang Israel.
Faktanya, mereka orang Palestina, dan mewakili Otoritas Palestina (PA) .
“Kami tidak pernah membayangkan pasukan keamanan akan memperlakukan kamp seperti ini,” kata wanita Palestina berusia 52 tahun itu.
Bentrokan di sekitar rumah keluarga al-Sabbagh di lingkungan kamp al-Mahyoub merupakan hasil dari kampanye berkelanjutan yang dilancarkan oleh aparat keamanan PA dengan nama “Melindungi Tanah Air”.