TRIBUNNEWS.COM - Djibouti menolak memasang peluncur rudal anti-Yaman di Laut Merah, kata Perdana Menteri Djibouti Abdul-Qadir Kamil Muhammad.
Dalam wawancara dengan BBC Somali, Perdana Menteri Djibouti mengatakan AS diizinkan mengerahkan sistem pertahanan udara MIM-104 Patriot di wilayahnya untuk melindungi instalasi militer Amerika di negara tersebut dari serangan Yaman.
Namun, AS tidak diberi keleluasaan untuk menggunakan Djibouti sebagai basis perang melawan Yaman.
Hal ini terjadi setelah negara yang terletak di Afrika Timur ini mengumumkan keberatannya untuk ikut serta dalam Operation Prosperity Guardian atau Operasi Penjaga Kemakmuran yang dibentuk AS di Laut Merah.
Operasi itu bertujuan menggagalkan operasi Yaman terhadap kapal-kapal terkait Israel yang transit di rute maritim penting tersebut.
Menteri Luar Negeri Djibouti Mahmoud Ali Youssouf menegaskan bahwa negaranya tidak mengutuk serangan Houthi di Laut Merah dan Bab al-Mandab.
Ia menganggapnya sebagai "bantuan yang sah bagi Palestina."
Youssouf menyatakan Djibouti enggan berpartisipasi dalam aliansi tersebut meski penangguhan perdagangan maritim di Bab al-Mandab berpotensi merugikan perekonomian Djibouti.
Ia menekankan bahwa perdagangan maritim merupakan bagian penting dari pendapatan nasional Djibouti, dan jika Bab al-Mandab ditutup, perekonomian akan runtuh.
Youssouf menyimpulkan dengan mengatakan:
"Jika Palestina tidak mendapatkan bantuan di tempat lain, semoga Tuhan memberkati bantuan yang diberikan oleh warga Yaman."
Baca juga: AS dan Inggris Lancarkan Serangan ke Kota-kota Yaman, Gunakan Pesawat Tempur dan Rudal Tomahawk
Yaman mengecam resolusi DK PBB sebagai ‘permainan politik’
Dilaporkan sebelumnya, Dewan Keamanan PBB menyetujui Resolusi 2722 yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Resolusi 2722 mendesak Angkatan Bersenjata Yaman untuk menghentikan aktivitas mereka di Laut Merah, menurut koresponden Sputnik pada hari Rabu (10/1/2024).
Resolusi tersebut menuntut agar Houthi segera menghentikan semua serangan yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak dan kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional, dan selanjutnya menuntut agar Houthi segera melepaskan Pemimpin Galaxy dan awaknya, menurut resolusi tersebut.
Seorang anggota Dewan Politik Tertinggi di Yaman, Mohammed Ali Al-Houthi, menekankan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang melanggar hukum internasional, mengomentari resolusi DK PBB.
Dalam sebuah postingan di X, al-Houthi mengatakan:
“Keputusan yang diambil PBB mengenai keamanan navigasi di Laut Merah adalah permainan politik."
“Amerika Serikat adalah pihak yang melanggar hukum internasional.”
Al-Houthi lebih lanjut menuntut agar entitas Israel segera menghentikan semua serangan yang menghambat dan mengakhiri kehidupan di Gaza dan melemahkan hak, kebebasan, serta perdamaian dan keamanan regional.
Di Mana Letak Laut Merah dan Seberapa Penting?
Baca juga: Houthi Yaman Tak akan Hentikan Serangan di Laut Merah sampai Israel Mengakhiri Perang di Gaza
Mengutip The Guardian, Laut Merah merupakan salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia.
Laut Merah terletak di selatan Terusan Suez, jalur air paling penting yang menghubungkan Eropa ke Asia dan Afrika Timur.
Di ujung selatannya terdapat selat sempit antara Djibouti (Afrika Timur) dan Yaman bernama selat Bab el-Mandeb, wilayah yang menjadi sasaran Houthi di Yaman.
Sekitar 12 persen perdagangan global melewati Laut Merah, termasuk 30 persen lalu lintas peti kemas global.
Barang dan pasokan yang diperdagangkan bernilai miliaran dolar melewati Laut Merah setiap tahunnya.
Siapa Houthi dan Mengapa Mereka Menyerang?
Houthi adalah kelompok militan Yaman yang menguasai bagian barat negara itu, termasuk pantai Laut Merah.
Houthi bersekutu dengan Iran dan dana serta persenjataannya juga dipasok oleh Iran.
Namun mereka independen secara politik.
Di saat negara-negara dan kelompok Muslim lainnya memilih untuk tidak mencoba membantu Hamas di Gaza, kelompok Houthi menyatakan perang terhadap Israel pada akhir Oktober.
Baca juga: Houthi Tegaskan Israel Harus Setop Perang Jika Ingin Serangan kepada Kapal Menuju Israel Dihentikan
Awalnya, Houthi meluncurkan rudal balistik jarak jauh ke Israel.
Namun serangan itu tidak efektif dan beberapa dicegat oleh AS dan Saudi.
Tetapi sejak pertengahan November, Houthi mengubah taktik mereka untuk fokus menyerang kapal komersial, dimulai dengan penyitaan Galaxy Leader, kapal milik pebisnis Israel Ramu Ungar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)