Tak hanya itu, bukti-butki tersebut, lapor Eyal sangat terorganisir dan penuh dengan fakta.
“Tidak ada gunanya menyangkal hal ini. Itu adalah hari yang berat bagi Negara Israel di Den Haag."
"Salah satu hari terberat, secara diplomatis, sejak pecahnya perang," katanya menambahkan dalam artikel.
Ia menggambarkan situasi sulit yang dihadapi Israel dalam pengadilan Internasional dengan menyebut tuduhan genosida yang dilayangkan mulai mendapat atensi luas karena upaya dan bukti dari Afrika Selatan.
“Tidak ada gunanya menyangkal hal ini: dalam arti tertentu, Israel telah kalah dalam situasi ini, segera setelah situasi ini dimulai."
"Bahkan, jika Aharon Barak (perwakilan Israel di ICJ) berhasil meyakinkan hakim lainnya untuk tidak mengeluarkan perintah sementara."
"'Kerusakan' (kekalahan) terjadi segera setelah diskusi dan perhatian internasional dimulai, dan segera setelah media internasional mulai membahas pertanyaan apakah Israel melakukan genosida di Gaza atau tidak," tutur dia.
Baca juga: Usai AS Serang Yaman, CENTCOM Umumkan 2 Pasukan AL Amerika Hilang: Operasi Pencarian Berlangsung
ICJ menutup sidang di Den Haag pada Jumat, dimana Afrika Selatan mengklaim “niat genosida” terhadap Israel dalam perangnya di Gaza.
Dilansir AlJazeera, Israel menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai “pencemaran nama baik”.
Turki menyediakan dokumen untuk kasus ini, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan, seraya menambahkan dia yakin Israel akan dihukum dalam kasus tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudea,u mengatakan negaranya tidak menerima premis kasus Afrika Selatan dan tuduhan palsu terhadap Israel.
Lalu, Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, telah menyuarakan dukungannya terhadap kasus tersebut.
Ia juga mengatakan Amman siap menyerahkan dokumen hukum dan hadir di pengadilan jika kasus tersebut dilanjutkan.
Sebagai informasi, gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke ICJ terhadap Israel mendapat dukungan negara Arab dan negara-negara secara internasional.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Hasiolan P)