News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

PM Israel Netanyahu Tidak Takut Hadapi Pengadilan Internasional

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Israel berargumen bahwa akhir perang berarti kemenangan untuk Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang memerintah Gaza sejak 2007.

Pengadilan Internasional

Seperti diketahui, para hakim di Mahkamah Internasional (ICJ), Kamis (11/1/2024) lalu telah memulai perdebatan hukum selama dua hari dalam kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida dalam perang di Gaza.

Tim pengacara Afrika Selatan meminta hakim pada sidang hari Kamis untuk menerapkan perintah awal yang mengikat terhadap Israel, termasuk penghentian segera kampanye militer Israel di Gaza.

Presiden ICJ Joan E. Donoghue mengatakan bahwa Afrika Selatan berpendapat bahwa tindakan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober “bersifat genosida” dan bahwa Israel “gagal mencegah genosida dan melakukan genosida.”

Ia mengatakan Afrika Selatan juga mengklaim Israel melanggar “kewajiban mendasar lainnya berdasarkan Konvensi Genosida (PBB).”

Menjelang persidangan, ratusan pengunjuk rasa pro-Israel berbaris di dekat gedung pengadilan dengan membawa spanduk bertuliskan “Bawa mereka pulang,” mengacu pada sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

Di antara massa, terlihat orang-orang memegang bendera Israel dan Belanda.

Di luar pengadilan, sejumlah orang lain terlihat melakukan protes dan mengibarkan bendera Palestina untuk mendukung langkah Afrika Selatan.

Dalam sidang pembukaan di Den Haag, Afrika Selatan meminta pengadilan mengeluarkan perintah sementara untuk segera menghentikan tindakan militer Israel.

Keputusan seperti itu kemungkinan akan memakan waktu berminggu-minggu.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 23.200 warga Palestina di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Para pejabat kesehatan mengatakan, sekitar dua per tiga dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Jumlah korban tewas itu tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil.

Sumber : ABC News/Reuters/Voa

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini