TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis video pendek yang memperlihatkan tiga warga Israel yang disandera di Jalur Gaza.
Video itu diunggah di saluran Telegram Brigade Al-Qassam pada Minggu (14/1/2024) malam.
Dalam video itu, ketiga sandera meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan perang agar bisa mengembalikan mereka ke keluarga mereka dengan selamat.
Ketiga sandera tersebut adalah Noa Argamani (26), yang tinggal di Beersheba, Yossi Sharaabi (53), dan Tais Versky (38), yang tinggal di Tel Aviv.
“Hentikan kegilaan ini dan kembalikan kami ke keluarga kami,” kata Noa Argamani.
Sementara Tice Versky mengirim pesan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Tolong hentikan perang dan kembalikan kami ke rumah,” kata Tice Versky.
Pada gilirannya, Yossi Sharaabi juga meminta agar perang dihentikan.
"Karena itu, perang sekarang harus dihentikan,” katanya.
“Besok kami akan memberitahu Anda tentang nasib mereka. Pemerintah Anda berbohong,” tulis Brigade Al-Qassam di akhir video.
Pada hari yang sama, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menegaskan Israel gagal mencapai tujuannya atau membebaskan sandera di Jalur Gaza.
Baca juga: Hamas Rilis Video 4 Sandera Militer Israel yang Ditangkap Tahun 2014: Waktu Hampir Habis
"Nasib banyak sandera Israel menjadi tidak diketahui selama beberapa minggu terakhir. Banyak dari mereka kemungkinan telah terbunuh oleh serangan Israel (di Gaza)," kata Abu Ubaida, Minggu (14/1/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Sementara sisanya masih berada dalam bahaya besar setiap saat karena agresi Israel yang masih berlanjut.
“Kami mendapat informasi dari beberapa pihak di garis depan perlawanan bahwa mereka berusaha memperluas serangan terhadap musuh dalam beberapa hari mendatang mengingat berlanjutnya agresi terhadap Gaza,” tambahnya.
Hamas Palestina vs Israel
Brigade Al-Qassam beberapa kali menerbitkan video sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Kemunculan para sandera dalam video-video itu memberikan tekanan kepada pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, ketegangan Israel dan Hamas di Jalur Gaza kini masih berlanjut.
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza hingga hari ini.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera pada akhir November 2023, yang menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.
Hamas menolak untuk mengungkap jumlah sandera militer dan sipil yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.968 hingga Senin (15/1/2024) dan 1.200 kematian di wilayah Israel, yang direvisi oleh Israel menjadi 1.147.
Tercatat 352 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Minggu (14/1/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel