News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Marah Anggap AS Standar Ganda Soal Taiwan, 'Orangnya' Biden Malah Kunjungi Pulau Formosa

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te usai dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilu Taiwan 2024

TRIBUNNEWS.COM -- Respons Amerika Serikat terhadap kemenangan Presiden Taiwan yang baru membuat Tiongkok atau China mencak-mencak.

Presiden AS Joe Biden menyatakan tidak mendukung Taiwan merdeka dari China, tetapi tidak mendukung kedaulatan Beijing atas Taiwan.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan selamat kepada Lai Ching-te, presiden terpilih Taiwan setelah memenangkan pemilu.

Baca juga: Pemilu Taiwan: Antara Pengaruh Cina-AS dan Pandangan Pemilih Muda

Blinken mengucapkan selamat kepada Taiwan karena “menunjukkan kekuatan sistem demokrasi dan proses pemilu mereka yang kuat.”

Ia menegaskan AS berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas lintas selat, serta penyelesaian perbedaan secara damai, bebas dari paksaan dan tekanan.

"AS berharap dapat bekerja sama dengan Lai dan para pemimpin semua partai di Taiwan untuk memajukan “hubungan tidak resmi yang telah lama terjalin, sejalan dengan kebijakan AS satu Tiongkok,” ujar Blinken dikutip dari Reuters.

Taiwan dulu disebut Pulau Formosa dianggap menjadi bagian provinsi China yang berada di kepulauan selatan negara komunis tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan pemerintahnya menyesalkan dan tegas menentang sikap AS tersebut.

“Pernyataan Departemen Luar Negeri AS mengenai pemilu di wilayah Taiwan di Tiongkok sangat melanggar prinsip satu China dan bertentangan dengan komitmen politik AS yang hanya menjaga hubungan budaya, komersial, dan hubungan tidak resmi lainnya dengan rakyat Taiwan,” kata Chunying dikutip dari South China Morning Post.

Ia menyebutkan, permasalahan Taiwan merupakan inti dari kepentingan inti China dan merupakan garis merah pertama yang tidak boleh dilewati dalam hubungan China-AS.

Baca juga: Bakal Dikirim ke Taiwan Hari Ini, KPU Yakin Publik Mengerti Atas Kisruh Surat Suara Pemilu

Sementara AS menganggap bahwa posisi Lai, Hsiao dan DPP adalah Taiwan tidak perlu mendeklarasikan kemerdekaan, karena Taiwan sudah menjadi negara merdeka dan berdaulat.

AS bahkan tidak mengindahkan peringatan negeri Tirai Bambu tersebut, Negeri Paman Sam ini mengirimkan delegasinya ke Taiwan pada Minggu (14/1/2024) malam sehari usai kemenangan Lai.

Rombongan pejabat AS yang datang ke Taiwan termasuk mantan Penasihat Keamanan Nasional Stephen Hadley dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri James Steinberg di Taipei pada Minggu malam.

Meskipun perjalanan tersebut tidak resmi, Beijing memandangnya sebagai tantangan terhadap kedaulatannya atas Taiwan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini