News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Marah Anggap AS Standar Ganda Soal Taiwan, 'Orangnya' Biden Malah Kunjungi Pulau Formosa

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te usai dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilu Taiwan 2024

Mereka menemui Presiden Taiwan saat ini Tsai Ing Wen.

Ketua American Institute in Taiwan (AIT) yang berbasis di AS (AIT) menyebutkan bahwa kedatangan delegasi tersebut merupakan permintaan dari Pemerintah AS.

“Seperti yang telah kami lakukan sebelumnya setelah pemilihan presiden Taiwan, pemerintah AS telah meminta mantan pejabat senior untuk melakukan perjalanan pribadi ke Taiwan,” tulis AIT.

Ketua AIT, Laura Rosenberger juga akan bergabung dengan para pejabat tersebut.

“Pada tanggal 15 Januari, mereka akan bertemu dengan sejumlah tokoh politik terkemuka dan menyampaikan ucapan selamat dari rakyat Amerika kepada Taiwan atas keberhasilan pemilihan umum mereka, dukungan terhadap kemakmuran dan pertumbuhan Taiwan yang berkelanjutan, dan minat jangka panjang kami terhadap perdamaian dan stabilitas lintas Selat.”

Presiden Biden sebelumnta telah membuat marah China karena AS seperti ingin menujukkan akan tetap mempertahankan pulau itu jika diserang.

Komentarnya tentang "tidak mendukung Taiwan merdeka" pada hari Sabtu hanya merupakan upaya untuk menghibur Beijing.

Meski begitu, Washington memperingatkan hanya beberapa jam menjelang pembukaan pemilu bahwa “tidak dapat diterima” jika “negara mana pun” ikut campur dalam pemilu tersebut.

AS khawatir pemilu, transisi, dan pemerintahan baru akan meningkatkan konflik dengan Beijing.

Tiongkok tidak pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk menjadikan Taiwan berada di bawah kendalinya.

Calon Presiden terpilih Lai Ching-te dari Partai DPP memperoleh 40,05 persen suara, diikuti oleh Hou Yu-ih dari oposisi utama Kuomintang dengan 33,49 persen, dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan yang lebih kecil dengan 26,46 persen.

Lai dan pasangan calon wakil presidennya menjadi momok bagi pemerintah China karena selama ini dianggap sebagai 'duri dalam daging'.

Pemerintah Beijing menuding pasangan tersebut adalah provokator dan penghasut. Bahkan mereka menganggap Taiwan telah merdeka dari China. (Reuters/DW/Focus Taiwan/South China Morning Post)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini