TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, mengumumkan terbunuhnya dua sandera Israel yang ditahan sejak 7 Oktober, akibat pemboman Israel di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam merilis sebuah video pendek yang memperlihatkan tiga sandera, melalui saluran Telegram-nya pada Senin (15/1/2024) pagi.
Ketiga sandera tersebut adalah Noa Argamani (26), yang tinggal di Beersheba, Yossi Sharaabi (53), dan Itay Svirski (38), yang tinggal di Tel Aviv.
Mereka meminta pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar menghentikan perang dan membebaskan mereka.
Salah satu sandera juga mengungkapkan ketakutannya jika mereka terbunuh oleh tembakan atau pemboman yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.
Dalam video itu, Brigade Al-Qassam juga menulis bahwa mereka akan memberitahu nasib ketiga sandera itu.
Kronologi Terbunuhnya 2 Sandera oleh Serangan Israel
Pada Senin (15/1/2024) malam, Brigade Al-Qassam merilis video kedua untuk menjawab nasib ketiga sandera tersebut.
Yossi Sharaabi dan Itay Svirski dinyatakan meninggal dunia karena serangan Israel di jalur Gaza.
Satu-satunya yang selamat dari ketiga sandera itu adalah Noa Argamani.
Noa Argamani muncul lagi dalam video terbaru yang dirilis Brigade Al-Qassam dan menceritakan apa yang terjadi dengan dua sandera yang terbunuh, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: 4 Sandera IDF Muncul di Video, Hamas: Mereka Terbunuh oleh Serangan Israel di Shujaiya
"Kami berada di sebuah gedung yang dibom oleh pesawat tentara Israel. Itu adalah pesawat F-16 dan meluncurkan tiga rudal. Dua di antaranya meledak dan satu tidak meledak," kata Noa Argamani.
Ia bercerita, dia bersama dengan sejumlah anggota Brigade Al-Qassam bersama dua sandera lainnya, Yossi Sharaabi dan Itay Svirski.
"Setelah rudal menghantam gedung tempat kami berada, kami semua terkubur di bawah reruntuhan. Tentara Al-Qassam berhasil menyelamatkan nyawa saya dan nyawa Itay, namun kemudian kami tidak berhasil menyelamatkan Yossi," kata Noa Argamani.
"Setelah beberapa hari, saya dan Itay dipindahkan ke tempat lain. Selama pemindahan, Itay terluka oleh tembakan pasukan kami dan tidak selamat," lanjutnya.