News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kalah Telak dari Hamas di Perang Digital, Israel Beli Kecerdasan Buatan Buat Setel Propaganda Medsos

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Ilustrasi pengendalian sistem media. Israel dilaporkan membeli sistem kecerdasan buatan untuk mengontrol dan membentuk opini soal Perang Gaza melawan Hamas.

Kalah Telak dari Hamas Dunia di Perang Digital, Israel Beli Sistem Media Kecerdasan Buatan

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, pemerintah Israel baru-baru ini membeli sistem media kecerdasan buatan (artificial intelligence media system) untuk membentuk opini publik global.

Laporan surat kabar itu menyebut, langkah ini dilakukan Israel setelah menilai narasi mereka soal Perang Gaza telah kalah secara signifikan yang berdampak pada citra sangat buruk terhadap negara pendudukan tersebut.

Baca juga: Tipu-tipu Tentara Israel Agar Pemukim Utara Gak Ngamuk: Ngaku Menyusup ke Lebanon Padahal Kagak

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (16/1/2024), surat kabar Israel Haaretz mengutip banyak sumber yang mengetahui masalah ini, menyebut kalau pemerintah Israel telah merespons kekalahan telak dari Hamas di medan perang digital dengan melakukan pembelian teknologi untuk pertama kalinya.

"Pembelian itu berupa sebuah sistem yang mampu melakukan kampanye pengaruh online secara massal,” tulis laporan tersrbut.

Menurut Haaretz, “Teknologi ini dibeli sebagai bagian dari upaya yang lebih luas oleh badan-badan Israel, baik sipil maupun militer, untuk mengatasi apa yang oleh sumber disebut sebagai 'kegagalan diplomasi publik Israel',” setelah operasi militer Hamas pada tanggal 7 Oktober dan perang yang terjadi setelahnya di Gaza.

Baca juga: Gaza Utara Kembali Berkobar: Taktik Tipuan, Tank-Tank Israel Balik Lagi, Hamas Melawan Sengit

Melawan Konten Anti-Israel

Sumber tersebut melaporkan, sistem ini dimaksudkan untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai “mesin kebencian” online, yang “melemahkan alasan di balik perang dan kredibilitas juru bicara IDF”.

“Saat pertama perang menunjukkan betapa tidak siapnya lembaga pertahanan Israel dalam menangani platform media sosial seperti Instagram dan TikTok, dan bahkan aplikasi perpesanan seperti Telegram,” kata laporan itu.

Menurut Haaretz, sejak dimulainya perang, “Hamas telah memimpin kampanye komunikasi publik yang sukses secara besar-besaran, yang oleh beberapa sumber digambarkan sebagai operasi pengaruh ‘PsyOp – atau operasi pengaruh ‘psikologis’.”

Sistem ini bertujuan untuk melawan konten online anti-Israel, termasuk “postingan anti-Israel yang menyatakan dukungan politik untuk Palestina dan menentang tindakan Israel.”

“Relawan sipil Israel telah mencoba untuk mempublikasikan kasus Israel secara online, serta melaporkan postingan yang melanggar aturan platform,” tambah laporan itu.

Namun, “sukarelawan sipil” tampaknya merupakan bagian dari skema rencana yang lebih besar dari pemerintah Israel dalam upaya memulihkan citra di media sosial.

Faktanya, menurut laporan tersebut, “beberapa minggu setelah perang, Israel membentuk 'forum hasbara' yang terdiri dari badan-badan pemerintah, kantor dan kementerian, serta badan-badan militer, pertahanan dan intelijen – termasuk IDF, badan keamanan Shin Bet, dan Dewan Keamanan Nasional – bersama dengan perusahaan teknologi, inisiatif sukarelawan sipil, dan bahkan organisasi Yahudi, yang bertemu setiap minggu.”

Sebagai informasi, Hasbara adalah mesin propaganda Israel yang sudah lama berjalan dalam upaya membentuk opini publik yang terdiri dari sejumlah instansi dengan tugas masing-masing dan berada dalam naungan Kementerian Urusan Strategis Israel.

Memetakan Audiens Online

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini