TRIBUNNEWS.COM - Rusia sepertinya tidak lagi menutup-nutupi kedekatan mereka dengan Korea Utara dalam beberapa waktu terakhir.
Selain kedatangan Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Kremlin Selasa (16/1/2024) pekan lalu, kini muncul lagi butki kedekatan antara dua negara penganut paham komunisme tersebut.
Hal ini terjadi setelah sebuah karakter Korea tulisan tangan ditemukan pada rudal balistik yang ditembakkan Rusia ke Ukraina pada Rabu (24/1/2024).
Amunisi dengan karakter Chosongul atau alternatif dari Hangul yang dipakai Korea Selatan ini pun menambah kecurigaan terhadap transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia seiring meningkatnya hubungan militer mereka.
Sebelumnya pada awal bulan Januari ini, Gedung Putih mengklaim Korea Utara telah memberikan bantuan suplai amunisi ke Rusia dalam bentuk lusinan misil dan beberapa jenis perlengkapan senjata lainnya.
Beberapa di antaranya disebut telah digunakan untuk menyerang Ukraina sejak akhir Desember 2023 hingga awal Januari 2024 lalu.
"Pada suatu barometer yang didokumentasikan di Ukraina pada 11 Januari 2024 sebagai bagian dari serpihan rudal, penyelidik Conflict Armament Research (CAR) mengamati label dengan karakter Korea tulisan tangan 'ㅈ'," ungkap laporan yang disajikan oleh organisasi yang berbasis di Britania Raya tersebut.
CAR sendiri telah melakukan analisis sisa-sisa rudal balistik yang menghantam kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, pada 2 Januari 2024 lalu.
Pihaknya mengatakan mereka tidak menemukan karakter Korea tambahan dalam komponen-komponen lain.
Dengan merujuk pada temuan lain, seperti aktuator sirip jet yang khas, pola baut di sekitar pemicu, dan penandaan ulang angka 112, laporan tersebut menyimpulkan bahwa rudal tersebut kemungkinan adalah KN-23 atau KN-23 yang diproduksi di Korea Utara.
Angka yang diulang-ulang ini tampaknya merujuk pada pabrik "11 Februari" di Korea Utara, tempat di mana rudal-rudal tersebut dilaporkan dirakit, atau tahun 2023 dalam kalender Juche Korea Utara, tambahnya.
Baca juga: Kiev Makin Miskin Amunisi, Rusia Bombardir Ukraina Dengan Rudal Jadul Buatan Korea Utara
"Penggunaan amunisi Korea Utara oleh Rusia adalah suatu bukti atau demonstrasi dari dukungan negara tersebut dalam upaya perang di Ukraina, bahkan dengan mengorbankan rezim nonproliferasi global," kata laporan CAR tersebut.
Sementara itu dalam laporan lainnya, Guggajeongbowon atau National Intelligence Service yang merupakan agensi mata-mata Korea Selatan juga mengklaim bahwa senjata buatan Korea Utara digunakan oleh kelompok militan Hamas dalam perangnya melawan Israel.
Putin Dikabarkan segera ke Korea Utara
Pertemuan ini menjadi agenda Choe Son-hui yang melakukan perjalanan luar negeri mandiri pertamanya sejak naik jabatan pada Juni 2022 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, ia melakukan perjalanan tiga hari ke Rusia yang dimulai pada hari Senin 15 Januari 2024.
Dengan kunjungan Choe sebagai perwakilan Kim Jong Un ke Rusia, besar kemungkinan Putin akan melakukan kunjungan balik ke Pyongyang dalam waktu dekat.
Dikutip Tribunnews.com dari Yonhap, indikasi ini diperkuat dengan pernyataan yang diumumkan Kremlin pada Rabu (17/1/2024).
Hal ini diutarakan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov yang mengumumkan bahwa Putin diharapkan akan mengunjungi Korea Utara "dalam waktu yang dapat diprediksi."
Kremlin juga menyebut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Choe Son-hui juga sudah membahas perencanaan terkait kunjungan potensial Putin ke Korea Utara.
Diskusi tersebut diklaim Kremlin merupakan salah satu dari agenda perjalanan Choe selama di Rusia.
Sebelumnya, Putin juga menerima undangan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk mengunjungi Korea Utara pada pertemuan yang diadakan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur Timur pada pertengahan September tahun 2023 lalu.
Pertemuan tatap muka Putin dengan Kim Jong-un pada September lalu itu pun memicu spekulasi bahwa pembicaraan mengenai kunjungan potensial ke Pyongyang telah berkembang.
Hal ini diutarakan Fyodor Tertitskiy, peneliti tentang Korea Utara di Universitas Kookmin di Seoul yang meyakini spekulasi tersebut segera direalisasikan.
"Sangat jelas pertemuan mereka (Choe dan Putin) merupakan persiapan untuk kunjungan masa depan Putin ke Pyongyang, yang baru-baru ini diumumkan oleh Kremlin," ungkapnya.
Sejumlah ahli pun menyatakan beragam pendapat tentang kapan kiranya Putin bakal berkunjung ke Korea Utara.
Beberapa pengamat memprediksikan bahwa perjalanan Putin mungkin terjadi pada akhir Maret, setelah pemilihan presiden yang dijadwalkan di Rusia, atau bahkan sebelumnya.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)