Pertempuran Hizbullah di Perbatasan Israel Makin Ganas, Lebanon Colek Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Eskalasi pertempuran di Perbatasan Lebanon dan Palestina yang diduduki Israel, dilaporkan meningkat seiring adu tembak dan roket yang kian gencar dari militer kedua pihak.
Milisi Hizbullah Lebanon menegaskan, turut serta dalam Perang Gaza sejak 8 Oktober untuk mendukung perjuangan milisi perlawanan Palestina.
Pernyataan itu diwujudkan dengan serangan-serangan ke kibbutz (permukiman) Israel dan fasilitas militer IDF di sepanjang perbatasan.
Baca juga: Kebinet Perang Israel Mau Rapat di Utara, Pangkalan Militer Meron Malah Kena Lagi Rudal Hizbullah
Israel membalas dengan menggencarkan pengeboman ke desa-desa dan wilayah Beirut.
Di tengah panasnya situasi tersebut, Menteri Luar Negeri sementara Lebanon, Abdallah Bou Habib dilaporkan meminta bantuan Rusia.
Bantuan yang diharapkan Lebanon ke Rusia tersebut adalah peran serta Moskow dalam upaya de-eskalasi untuk mencegah perang regional.
Hal itu dikatakan Abdallah Bou Habib kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Rabu (24/1/2024).
“Sekarang, sulit untuk membicarakan proses perdamaian apa pun… Perang saat ini sedang terjadi [di Gaza], dan bentrokan bersenjata (Hizbullah Lebanon) dengan tentara Israel di Lebanon selatan sedang terjadi,” kata Bou Habib kepada media Rusia setelah pertemuan selama tiga jam tersebut.
“Jika ada peluang untuk perdamaian, Rusia (menyatakan) akan berupaya mewujudkan perdamaian dalam hal apa pun,” tambahnya.
Bou Habib kemudian menyatakan harapannya kalau Rusia akan “melanjutkan upaya baiknya bersama negara-negara sahabatnya di kawasan untuk mengurangi eskalasi dan ketegangan, yang akan berdampak positif pada stabilitas dan kondisi dalam negeri Lebanon.”
Adapun Lavrov, mengutip keterangan dari Kementerian Luar Negeri Rusia, menekankan selama pertemuan tersebut kalau keterlibatan negara-negara lain, termasuk Lebanon, dalam perang yang sedang berlangsung antara Israel dan berbagai faksi perlawanan Palestina “tidak dapat diterima,”.
Menteri luar negeri Rusia menambahkan, perlu ada penerapan “gencatan senjata segera” di Gaza, mengingat sangat dibutuhkannya bantuan kemanusiaan untuk memasuki wilayah kantong tersebut.
Dia juga meyakinkan Bou Habib tentang komitmen Rusia terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Lebanon.