TRIBUNNEWS.COM - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membantu para pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan ada ratusan ribu warga Gaza yang kini menghadapi bencana kelaparan.
"570.000 warga di Gaza menghadapi bencana kelaparan. Pertempuran sengit, penolakan dan pembatasan akses dan matinya komunikasi menghalangi UNRWA dalam mengirimkan bantuan secara aman dan efektif. Karena risiko kelaparan meningkat, PBB meminta adanya penambahan akses kemanusiaan," ujar UNRW melalui media sosial X, Selasa, (23/1/2024).
Pada 7 Oktober 2023 Hamas melancarkan serangan tiba-tiba ke Israel. Israel kemudian membalas serangan itu dan memblokade Gaza.
Hingga kini Israel masih menyerang Gaza dan bertekad terus melakukannya hingga berhasil mengalahkan Hamas sepenuhnya.
Adapun serangan Israel itu telah menewaskan lebih dari 25.000 orang di Gaza.
Dikutip dari Sputnik News, pada 24 November 2023 Qatar menjadi mediator dalam perundingan gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel.
Selama gencatan itu ada pertukaran sandera dan bantuan kemanusiaan pun mengalir ke Gaza.
Gencatan itu diperpanjang beberapa kali hingga dinyatakan berakhir tanggal 1 Desember 2023.
Kini warga Gaza mengandalkan bantuan yang disalurkan lewat Rafah di perbatasan Mesir dan Kerem Shalom di perbatasan Israel.
Dilansir dari Financial Times, bantuan itu meliputi tepung, minyak, beras, kacang-kacangan, dan makanan kaleng.
Bantuan itu dikirimkan ke gudang-gudang PBB dan kemudian baru diserahkan ke tempat pengungsian.
Baca juga: Ngotot Usir Warga Gaza, Israel Minta Eropa Bikin Pulau di Laut Mediterania Buat Palestina Merdeka
Warga Gaza bahkan dikabarkan harus antre hingga berjam-jam agar bisa mendapatkan bantuan makanan.
Karena hanya ada sedikit bantuan makanan yang mengalir ke Gaza, UNRWA memperingatkan adanya bencana kelaparan yang makin parah.
Badan itu sudah meminta Israel untuk membuka lebih banyak perlintasan dan menyederhanakan proses pemeriksaan bagi truk pembawa makanan.
"Warga Gaza berisiko meninggal di tempat yang hanya beberapa mil dari truk yang dipenuhi dari makanan," kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia, Cindy McCain, pekan lalu.
(Tribunnews/Febri)