TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Maariv, melaporkan tentara Israel sulit melawan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza karena adanya terowongan Hamas.
Terowongan Hamas yang tersebar di Jalur Gaza memberikan tantangan tersendiri bagi tentara Israel yang memasuki wilayah itu.
"Terowongan Hamas masih menjadi tantangan bagi tentara ketika pertempuran sengit terus berlanjut di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza," lapor Maariv, Selasa (23/1/2024) malam.
“Sel-sel kecil anggota Hamas yang mematikan bersembunyi di terowongan dan di antara puing-puing bangunan,” lanjutnya.
Pejabat militer Israel yang berbicara kepada Maariv menyatakan perang tersebut memang merugikan Hamas namun hanya bersifat sementara.
"Meskipun Israel telah menghancurkan ribuan gudang senjata, tempat produksi roket dan terowongan, tanpa strategi baru setiap hari, kemajuan ini mungkin hanya bersifat sementara dan cepat berlalu," kata pejabat itu yang berbicara dengan syarat anonim.
Maariv melaporkan, meski Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras untuk menghancurkan Hamas sebagai bagian dari tujuan perang, para pemimpin militer Israel justru menganggap itu mustahil.
"Hamas belum hancur, tapi sekarang kita tidak bisa mengulangi 7 Oktober," kata Letkol Assaf Orion, salah satu pejabat militer Israel.
Diketahui, terowongan Hamas yang menghantui tentara Israel ternyata jauh lebih bercabang dan lebih besar dari perkiraan awal, yang membentang sejauh 480 Kilometer di Jalur Gaza.
"Meskipun lebih dari 5.000 poros (terowongan) telah ditemukan, kecil kemungkinan jaringan tersebut akan hancur total karena dibangun secara rahasia selama bertahun-tahun," lapor Maariv.
Semua ini memberi dilema terhadap Israel, ketika gagasan untuk menempatkan militernya di Jalur Gaza dalam jangka panjang mendapat kecaman dunia.
Baca juga: Israel Klaim Temukan Terowongan Strategis Hamas, Kagum dengan Kecanggihannya
Gagasan itu ditolak dan dianggap sebagai "skenario panik" oleh sebagian besar lembaga keamanan.
Sementara itu, The Washington Post mengutip sumber pejabat militer Israel, bahwa tanpa campur tangan pihak internasional untuk membatasi kekuatan Hamas di Jalur Gaza setelah perang, potensi Hamas untuk berkembang akan terus ada.
IDF Incar Terowongan Hamas di Jalur Gaza
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berulang kali mengatakan telah menghancurkan terowongan Hamas yang ditemukan di Jalur Gaza.
Pada pekan lalu, Rabu (17/1/2024), Brigadir Jenderal Dan Goldfuss, komandan Divisi 98, melakukan tur media ketika ia menunjukkan terowongan Hamas yang akan dihancurkan di Khan Yunis.
“Di bawah tanah, perisai (terowongan) memiliki keuntungan. Kami sedang berupaya untuk menguranginya,” katanya, berdiri di dalam terowongan berlapis beton gelap, 20 meter di bawah tanah.
Komandan itu diberi tugas untuk merebut Khan Yunis, yang saat ini masih dikuasai oleh Hamas.
Terowongan tersebut hampir tidak lebih lebar dari bahunya atau lebih tinggi dari helmnya.
"Anda ingin menghindari pertarungan dada-ke-dada di sini," katanya kepada Globes Israel, memperlihatkan ukuran terowongan itu.
Terowongan tersebut masih diselidiki dan belum dihancurkan pada saat itu.
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel meluncurkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza.
Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 25.490 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (23/1/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 369 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (22/1/2023).
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel