TRIBUNNEWS.COM – Hamas mengatakan tidak akan menyetujui perundingan tentang gencatan senjata sementara dengan Israel di Gaza.
Menurut perwakilan Hamas di Lebanon, Osama Hamdan, Israel tidak bersungguh-sungguh dalam upaya mencapai kesepakatan.
"Israel tidak serius dalam mencapai kesepakatan, Israel melakukan penipuan dan tidak serius mengenai gagasan yang disampaikannya,” kata Hamdan, dikutip dari Yedioth Ahronoth yang mengutip Sky News Arabia.
“Pihak Israel masih mengelak dan tak ingin mencapai sebuah kesepakatan,” katanya.
Israel tolak kesepakatan
Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, berujar bahwa negaranya tak akan menyetujui gencatan senjata di Gaza jika sandera tetap berada di Gaza.
Kata Levy, Israel juga tidak akan menyetujui gencatan senjata jika ada pergerakan kekuatan di Gaza.
Dia mengatakan saat ini tengah dilakukan upaya untuk membawa pulang warga Israel yang disandera Hamas.
“Tak akan ada gencatan senjata yang meninggalkan sandera di Gaza, dan membuat Hamas tetap berkuasa,” kata Levy dikutip dari Aawsat.
Sebelumnya, Israel mengusulkan gencatan senjata selama 2 bulan sebagai bagian dari kesepakatan yang meliputi pembebasan semua warga Israel yang disandera.
Namun, seorang pejabat senior Hamas bernama Ghazi Hamad menegaskan bahwa Hamas menginginkan gencatan senjata sepenuhnya dan penarikan tentara Israel dari Gaza.
Baca juga: Penembak Jitu Israel Bunuh Psikolog Terpandang Palestina Fadel Abu Hein
“Kami tidak akan menyetujui cara seperti itu, hal itu berarti Israel akan meneruskan pertempuran dan menduduki Jalur Gaza dan mengulangi pembantaian,” ucap Hamad.
Dia mengatakan perang harus diakhiri selamanya.
“Misi kami ialah untuk melindungi rakyat kami dan menghentikan pembantaian, menghentikan pertumpahan darah, dan mengakhiri genosida,” ujarnya.
Pada hari Selasa pekan ini, dua pejabat Israel mengatakan Israel telah menyodorkan usulan kesepakatan kepada Hamas.