TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Rusia telah menjatuhkan hukuman 27 tahun penjara kepada aktivis anti-perang, Darya Trepova karena membunuh seorang blogger militer terkemuka, Vladlen Tatarsky pada April 2023 yang lalu.
Pengadilan di St Petersburg memvonis Trepova atas tuduhan “terorisme” pada hari Kamis (25/1/2024).
Wanita berusia 26 tahun itu membela diri dengan mengatakan bahwa dia tidak sengaja membunuh Tatarsky.
Ia mengaku dibujuk untuk percaya bahwa benda yang dia berikan kepadanya adalah alat penyadap rahasia.
Awal pekan ini, Darya Trepova mengatakan kepada pengadilan bahwa dia bertindak berdasarkan perintah dari seorang pria di Ukraina, yang dia kenal sebagai “Gestalt”.
Gestalt juga telah mengirimkan sejumlah uang dan instruksi kepadanya selama beberapa bulan.
“Saya merasa sangat sedih dan malu karena sifat mudah tertipu dan kenaifan saya menyebabkan konsekuensi yang sangat buruk. Saya tidak ingin menyakiti siapa pun,” kata Trepova.
Trepova mengatakan kepada pengadilan bahwa dia secara eksplisit bertanya kepada 'bos'-nya di Ukraina apakah patung itu adalah bom.
“Saya sangat takut dan bertanya kepada Gestalt: 'Bukankah ini sama dengan Daria Dugina?'," katanya, merujuk pada putri seorang nasionalis Rusia pro-perang yang terbunuh dalam serangan bom mobil di Ibu Kota Rusia pada tahun 2022.
Pada bulan April tahun lalu, Vladlen Tatarsky, yang bernama asli Maxim Fomin terbunuh di sebuah kafe di St Petersburg, setelah menerima patung miniatur yang dilengkapi dengan bahan peledak dari Trepova, Ap News melaporkan.
Blogger militer itu tewas di tempat dan kafe itu hancur.
Baca juga: Sosok Darya Trepova, Akui Berada di Balik Kematian Blogger Militer Pro-Rusia Vladlen Tatarsky
Lebih dari 30 orang lainnya terluka dalam ledakan yang menghancurkan bagian depan kafe St Petersburg, lapor The Guardian.
Dikutip BBC, Moskow sebelumnya menyebut bahwa Trepova adalah pendukung Yayasan Anti-Korupsi (FBK), yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny yang dipenjara.
Tetapi teman dan keluarga mengatakan ia tidak akan mampu melakukan pembunuhan.
Suaminya, Dmitry Rylov menyebut mungkin Trepova telah ditipu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)