Sebut AS Bikin Narasi Tipu-tipu Tarik Pasukan, Koalisi Milisi Irak Bikin Segambreng Serangan ke US Base
TRIBUNNEWS.COM - Koalisi milisi Perlawanan Islam di Irak (IRI) mengecam permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Irak mengenai narasi penarikan pasukan AS di negara tersebut.
IRI menggambarkan upaya AS itu sebagai upaya untuk “membalikkan perlawanan” sambil menekankan kalau hal itu tidak akan menghentikan operasi mereka melawan pasukan AS di Irak dan wilayah tersebut.
IRI adalah koalisi kelompok bersenjata Syiah yang berupaya mengusir pasukan asing dari Irak.
Baca juga: 40 Pejabat Tinggi Desak Netanyahu Dipecat, Perwira Mossad: Israel Kini Dipimpin Orang-orang Idiot
AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di Suriah.
Pejabat AS mengklaim mereka hadir untuk melawan ISIS.
"Namun, kelompok ekstremis terkenal ini dikalahkan pada tahun 2019 dan mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan sekutu regionalnya," tulis laporan Al-mayadeen Sabtu (27/1/2024).
IRI mengeluarkan pernyataan yang mengatakan:
"Permintaan AS kepada pemerintah Irak untuk mengadakan pembicaraan guna menentukan status masa depan pasukannya tidak lain hanyalah upaya untuk mengubah keadaan, membalikkan keadaan, dan mengulur waktu untuk melakukan lebih banyak kejahatan” dan rencana jahat untuk merugikan rakyat dan bangsa kita.”
Pernyataan IRI menekankan kalau respons milisi perlawanan Irak terhadap klaim ini adalah melanjutkan operasi militer melawan kehadiran asing.
Pernyataan ini muncul setelah Reuters melaporkan pada Rabu kalau AS dan Irak akan memulai pembicaraan mengenai “mengakhiri koalisi militer internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Irak dan bagaimana menggantinya dengan hubungan bilateral.”
Pembicaraan tersebut diperkirakan akan memakan waktu setidaknya beberapa bulan, menurut sumber yang berbicara dengan Reuters.
Namun narasi ini memicu rumor kalau Washington berencana untuk segera menarik pasukannya dari Irak.
Biden Tak Berniat Tarik Pasukan
Situs berita AS, Politico melaporkan, “Tiba-tiba, ada banyak pembicaraan tentang penarikan pasukan Amerika dari dua negara di Timur Tengah, bertepatan dengan meningkatnya serangan milisi Irak baru-baru ini.”
Namun laporan tersebut menekankan bahwa “Tidak ada perintah penarikan dalam waktu dekat dari Presiden AS Joe Biden atau yang dikeluarkan oleh kantornya,” menurut lima pejabat AS.
Laporan Politico menambahkan bahwa “diskusi sedang berlangsung di Gedung Putih mengenai di mana pasukan AS paling dibutuhkan di wilayah tersebut dan bahwa “pembicaraan mengenai Irak dan Suriah saling terkait satu sama lain.”
Seruan kepada AS untuk menarik pasukannya dari Irak semakin meningkat karena dukungan Washington terhadap operasi militer Israel di Gaza, yang oleh banyak pihak dianggap sebagai genosida.
Perlawanan Irak telah meningkatkan serangannya terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah sejak dimulainya perang Israel di Gaza.
IRI telah melakukan sekitar 150 serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah sejak 7 Oktober dalam upaya untuk memaksa mereka keluar dari kedua negara dan untuk mendukung Palestina.
Lancarkan 5 Serangan
Terbaru, Milisi Perlawanan Islam di Irak pada Minggu (28/1/2024) mengaku bertanggung jawab atas lima operasi yang terjadi di wilayah tersebut yang menargetkan pasukan AS di Suriah dan Irak, serta pasukan pendudukan Israel di wilayah pendudukan Palestina.
Milisi Irak menyatakan, mereka melakukan serangkaian serangan drone terhadap lima posisi musuh di wilayah tersebut.
Tiga diantaranya ditujukan ke pangkalan pendudukan AS di Suriah, khususnya menargetkan al-Shadadi, al-Rukban, dan al-Tanf.
Serangan keempat diarahkan ke sebuah pangkalan dekat Bandara Erbil di wilayah Kurdistan Irak.
Operasi kelima dilaksanakan di fasilitas angkatan laut Zevelun Israel di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Sifat dan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan drone ini masih dirahasiakan.
Fasilitas angkatan laut Zevelun Israel di Teluk Haifa di utara Palestina yang diduduki diserang oleh pesawat tak berawak pada hari Minggu, sumber mengatakan kepada Al Mayadeen Minggu pagi ini.
Perlawanan Islam di Irak membagikan rekaman video yang menggambarkan serangan yang dilakukan terhadap basis pendudukan AS di Khirbet Adnan di Suriah.
Insiden ini terjadi pada hari Sabtu dan melibatkan penggunaan drone dalam serangan tersebut.
Serangan ini terjadi ketika Perlawanan Islam di Irak, Yaman, dan Hizbullah terus melakukan operasi yang menargetkan pangkalan dan lokasi Israel di wilayah pendudukan Palestina, namun kelompok Irak menjadi kelompok yang paling terlibat dalam menyerang pelabuhan Israel.
Baca juga: Laut Merah Makin Menyala, Milisi Irak Gabung Houthi Yaman: Adang Hingga Pelabuhan Israel Mati Total
Dengan beberapa serangan yang tercatat, kelompok Irak telah membuktikan kalau mereka memiliki kemampuan untuk menargetkan pelabuhan pendudukan Israel yang terletak di pantai Mediterania.
Pelabuhan terbesarnya, pelabuhan Haifa dan pelabuhan "Ashdod" telah diserang setidaknya dua kali pada tahun 2024.
Baca juga: Fase II Serangan Koalisi Milisi Irak ke Israel: Pelabuhan Ashdod Kena Drone, Haifa Disambar Rudal
(oln/tc/almydn/*)