Tanda lain adalah penarikan secara teratur pasukan tempur dari Gaza.
Sejumlah analis menyebut, IDF bahkan menarik satu batalion penuh dari pertemputan yang masih menyala di sepanjang Jalur Gaza.
Baca juga: Israel Nyaris Sepenuhnya Tarik Mundur Pasukan dari Gaza Utara, Al-Qassam Kepung IDF di Bani Suhaila
IDF juga kembali memobilisasi pasukan cadangan dengan melatih mereka yang baru bergabung lewat jalur wajib militer, meski dengan berbagai masalah dan drama.
Baca juga: Krisis Tentara Israel Kian Parah, Setengah Batalion Brigade Hashomer Tak Mau Masuk Gaza
Persiapan Israel ini tampaknya mendapat dukungan dari sekutu abadi mereka, Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan kembali menyetujui transfer persenjataan besar-besaran, termasuk jet tempur canggih F-115 dan F-35.
Baca juga: Israel Girang, AS Segera Pasok Jet Canggih F-35, F-15, Heli Apache Buat Perang Gaza dan Hizbullah
Pada tanggal 7 Oktober 2023, gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel lintas-perbatasan.
Akibatnya, lebih dari 1.200 orang di Israel terbunuh dan sekitar 240 lainnya diculik.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Sekitar 26.000 orang telah terbunuh sejauh ini di Gaza, kata pemerintah setempat.
Pada 24 November 2023, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran sebagian tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023.
Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
(oln/sptnk/almydn/*)