Tanda-Tanda Makin Jelas, Israel Segera Serang Lebanon: Sudah Latihan, Tumpuk Logistik di Perbatasan
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel (IDF) dilaporkan menunjukkan tanda-tanda segera menyerang Lebanon dalam target baru melemahkan milisi perlawan HIzbullah.
Disebut-sebut, IDF ingin HIzbullah mundur sejauh mungkin dari perbatasan, utamanya dari Sungai Litani.
Baca juga: Media Israel: IDF Gagal Pukul Mundur Pasukan Khusus Radwan Hizbullah Melewati Sungai Litani
Sejauh Perang Gaza, Hizbullah kian intensif menyerang wilayah dan entitas pendudukan Israel dari seberang perbatasan.
Israel membalas, juga dengan intensitas tinggi namun secara parsial ke sejumlah wilayah Lebanon.
Pun, aksi Hizbullah tetap menunjukkan banyaknya kerusakan yang diterima Israel yang lagi menghadapi Perang Gaza melawan milisi perlawanan Palestina di Gaza, Hamas dan gerakan lainnya.
Belakangan, pukulan Hizbullah ini tampaknya membuat pemerintah Israel disebut-sebut memutuskan melancarkan perang skala penuh ke Lebanon.
Baca juga: 100 Ribu Tentara Israel di Perbatasan Utara Siap Serbu Lebanon, Hizbullah Sambut Pakai Rudal Duluan
Sudah Gelar Latihan Perang
Tanda segera hadirnya front kedua dari perang yang melibatkan Israel secara langsung, satu di antaranya ditunjukkan dengan latihan perang yang IDF gelar di perbatasan utara.
Dilansir Sputnik, IDF menyatakan telah melakukan latihan untuk meningkatkan kesiapan di perbatasan utara.
“Pada minggu lalu, Komando Utara melakukan pelatihan intensif untuk meningkatkan kesiapan tempur di perbatasan utara. Sebagai bagian dari program pelatihan baru-baru ini untuk batalyon cadangan di front utara, tentara dari Brigade Pasukan Terjun Payung Utara (226) dan pasukan Teknik Tempur melakukan pelatihan intensif. Latihan ini mempersiapkan pasukan untuk bertempur di daerah perkotaan yang padat penduduknya, kondisi cuaca musim dingin, dan di daerah utara,” kata IDF melalui Telegram.
IDF mengatakan pelatihan tersebut menggabungkan pasukan tank, teknik tempur, infanteri dan artileri.
Baca juga: Ancaman Hizbullah Bukan Isapan Jempol, Keamanan Israel: 1.500 Roket Bakal Hantam Tel Aviv Tiap Hari
Tumpuk Logistik di Perbatasan
Persiapan ini mengonfirmasi Channel 24 News Israel yang mengabarkan IDF melakukan transportasi besar-besaran logistik perang ke perbatasan.
"Jika upaya diplomatik gagal, Israel akan menyerang Lebanon selatan dan memaksa Hizbullah keluar dari Sungai Litani," tulis laporan itu.
Hizbullah menolak gencatan senjata lebih dari sebulan yang lalu dan secara teratur menargetkan fasilitas militer di Israel utara.
Baca juga: Israel Pakai Bom Fosfor Putih ke Lebanon, Drone Hizbullah Balas Hantam Iron Dome
AS Pasok Jet Tempur F-35 dan F-15
Tanda lain adalah penarikan secara teratur pasukan tempur dari Gaza.
Sejumlah analis menyebut, IDF bahkan menarik satu batalion penuh dari pertemputan yang masih menyala di sepanjang Jalur Gaza.
Baca juga: Israel Nyaris Sepenuhnya Tarik Mundur Pasukan dari Gaza Utara, Al-Qassam Kepung IDF di Bani Suhaila
IDF juga kembali memobilisasi pasukan cadangan dengan melatih mereka yang baru bergabung lewat jalur wajib militer, meski dengan berbagai masalah dan drama.
Baca juga: Krisis Tentara Israel Kian Parah, Setengah Batalion Brigade Hashomer Tak Mau Masuk Gaza
Persiapan Israel ini tampaknya mendapat dukungan dari sekutu abadi mereka, Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan kembali menyetujui transfer persenjataan besar-besaran, termasuk jet tempur canggih F-115 dan F-35.
Baca juga: Israel Girang, AS Segera Pasok Jet Canggih F-35, F-15, Heli Apache Buat Perang Gaza dan Hizbullah
Pada tanggal 7 Oktober 2023, gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel lintas-perbatasan.
Akibatnya, lebih dari 1.200 orang di Israel terbunuh dan sekitar 240 lainnya diculik.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Sekitar 26.000 orang telah terbunuh sejauh ini di Gaza, kata pemerintah setempat.
Pada 24 November 2023, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran sebagian tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023.
Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
(oln/sptnk/almydn/*)