Israel Gelar Resettlement Conference, Para Menteri Bersorak atas Rencana Perampasan Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Dalam upaya terbaru mereka untuk mengusir warga Palestina dari Gaza, para menteri dan anggota partai sayap kanan Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan menggelar sebuah konferensi bertajuk, Resettlement Conference, Minggu (28/1/2024).
Konferensi ini dihadiri oleh ribuan pemukim dan pejabat Israel.
"Di sana terungkap kalau sentimen genosida yang dimiliki entitas pendudukan tersebut masih sangat besar, ditunjukkan dengan munculnya rencana dan pernyataan untuk menduduki kembali Gaza," tulis laporan Al Mayadeen.
Baca juga: Dari Pengusiran ke Pulau Buatan Hingga Bom Nuklir, Rencana Kejam Israel untuk Ambil Alih Gaza
Konferensi ini dilaporkan juga menjadi momen berkumpul untuk bertukar pikiran tentang cara-cara hukum untuk mewujudkan "emigrasi secara sukarela" warga Palestina seperti yang dicetuskan oleh Menteri Keamanan Nasional beraliran ultranasionalis sayap kanan, Itamar Ben-Gvir.
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, konferensi mengenai “pemukiman kembali” Gaza diadakan di al-Quds pada hari Minggu dan dihadiri oleh ribuan pemukim Israel, anggota Knesset, kabinet koalisi, para rabi, dan menteri.
Menari dan Bersorak
Keluarga tentara pendudukan Israel juga termasuk di antara yang hadir dalam konferensi tersebut.
Konferensi itu sendiri menyerupai karnaval, dengan tarian dan sorak-sorai yang menggemakan seruan genosida.
Dalam sebuah video di media sosial, Itamar Ben-Gvir termasuk di antara mereka yang menari dan bersorak atas rencana perampasan Gaza dari warga Palestina ini.
Baca juga: Mitos Saktinya IDF Runtuh, Hamas: Mesir Bakal Melawan, Tak Ada Happy Ending Buat Israel di Gaza
Ada sebanyak 12 menteri dan 15 anggota parlemen koalisi yang menyatakan keinginan mereka untuk menduduki kembali Gaza.
Sukarela dalam Perang Berarti Memaksa
Dalam pidatonya, Ben-Gvir dilaporkan mengatakan, "Jika kita tidak menginginkan tanggal 7 Oktober lagi, kita harus kembali ke rumah dan menguasai [Gaza]. Kita perlu menemukan cara hukum untuk [warga Palestina] secara sukarela beremigrasi dan menjatuhkan hukuman mati ke teroris… Saya mohon kepada Anda, Perdana Menteri Netanyahu: ini adalah waktunya untuk mengambil keputusan yang berani.”
Shlomo Karhi, Menteri Komunikasi Israel, mengakui kalau dalam perang, istilah “sukarela” berarti memaksakan situasi pada seseorang sampai mereka memutuskan untuk “menyetujui”, yang berarti memaksa warga Palestina untuk pergi melalui cara apa pun.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dengan terang-terangan menyatakan, "Kami [Israel] akan menetap dan kami akan menang."
Menteri Pariwisata Haim Katz mengatakan ini adalah kesempatan pendudukan untuk memperluas “Israel”, dan ini hanya dapat dilakukan dengan merebut Gaza dari pemilik sahnya.
(oln/almydn/*)