TRIBUNNEWS.COM -- Moldova menjadi negara baru yang terseret perang Rusia-Ukraina.
Negara tetangga Ukraina tersebut terciduk mengekspor suku cadang pesawat terbang ke Rusia.
Dilansir oleh Europan Pravda pada Kamis (1/1/2024), jurnalis di Moldova menemukan bukti tiga perusahaan di negara itu telah menjual perlengkapan pesawat ke Moskow.
Baca juga: Dikabarkan Didepak Zelensky, Siapakah Jenderal Besi yang Lebih Populer dari Presiden Ukraina?
Total nilai suku cadang jet tempur yang diekspor ke Rusia sebesar 15 juta dolar AS atau Rp 236 miliar (kurs Rp 15.777/dolar AS).
Europan Pravda memberitakan jurnalis investigasi Radio Liberty menjelaskan, ekspor dilakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina setelah Februari 2022 hingga 2023.
"Pasokan suku cadang pesawat ke Rusia melalui Moldova dimulai beberapa bulan setelah invasi Ukraina pada Februari 2022," demikian tulis Pravda.
Sedangkan suku cadang dari negara-negara Barat dikirim ke maskapai besar Rusia seperti Pobeda dan S7 Engineering.
Secara rinci disebutkan tiga perusahaan Moldova terlibat dalam skema ini – Airrock Solutions, Aerostage Services dan Maxjet Service.
Dua perusahaan pertama, didirikan pada November 2021 dan April 2022, dimiliki oleh Ivan Melnikov, mantan pejabat senior di Air Moldova, sedangkan perusahaan ketiga telah berdiri sejak 2011 dan dimiliki oleh Sergei Ranga.
Baca juga: Dibongkar Rusia, Ukraina Diguncang Skandal Korupsi Pembelian Senjata
Ketiga perusahaan tersebut bertindak sebagai perantara, memesan suku cadang dan kemudian membantu mengangkutnya ke Rusia, terkadang langsung ke bandara Rusia.
Pengiriman tidak dilakukan melalui wilayah Moldova.
Saat dikonfirmmmasi, baik Melnikov maupun Ranga mengakui tidak tahu kalau suku cadang yang dibeli oleh perusahaan mereka dikirim ke Rusia.
"Di dalam kontrak menyatakan bahwa suku cadang tersebut akan dikirim ke negara-negara CIS lainnya."
Menurut penyelidikan, hal ini mungkin terjadi karena Moldova tidak mengikuti beberapa sanksi UE terhadap Rusia terkait pasokan suku cadang pesawat.
Sumber Radio Liberty di kantor kepresidenan Moldova mengatakan bahwa mereka mengetahui kasus-kasus ini dan bahwa "otoritas yang berwenang" sudah menanganinya, dan bahwa Chisinau sedang mendiskusikan kemungkinan untuk bergabung dengan sanksi Uni Eropa lainnya.
Pada bulan Oktober 2022, para jurnalis menemukan bahwa setidaknya empat perusahaan Moldova terkait dengan perusahaan militer negara Rusia yang terkena sanksi UE karena invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.