TRIBUNNEWS.COM - Jumlah tentara Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang jadi korban di Jalur Gaza terus bertambah.
Pihak Israel pun juga terus melakukan operasi evakuasi korban yang terluka.
Pada Sabtu (3/2/2024), IDF mengumumkan bahwa Unit Transportasi Operasional Israel telah melakukan lebih dari 1.500 operasi untuk mengevakuasi tentara yang terluka.
Operasi evakuasi ini dilakukan dari Jalur Gaza sejak 27 Oktober 2023.
Informasi yang tertulis di X tersebut menyebutkan operasi evakuasi dilakukan oleh tentara transportasi operasional reguler dan cadangan dari Brigade Marom, mengutip Anadolu Agency.
“Tentara Israel mengangkut puluhan ribu pejuang ke dan dari Jalur Gaza, menjaga kontak terus-menerus dengan pasukan manuver darat dan unit medis di negara tersebut. Unit ini berfungsi sebagai penghubung antara wilayah internal Jalur Gaza dan wilayah Israel,” bunyi cuitan tersebut.
Tentara Israel menyiarkan video yang menunjukkan proses mengevakuasi pasukan yang terluka dari Jalur Gaza menggunakan kendaraan militer, lantas helikopter menunggu untuk mengangkut mereka ke rumah sakit di Israel.
Baca juga: Hamas Ingin Israel Bebaskan Marwan Barghouti, Dijagokan sebagai Presiden Palestina Pengganti Abbas
Hingga hari Sabtu, tentara Israel melaporkan tewasnya 561 perwira dan tentara sejak dimulainya agresi ke Palestina.
Termasuk 224 orang sejak dimulainya operasi darat di Gaza.
Menurut data tentara Israel yang dipublikasikan di situsnya pada Sabtu, 2.851 perwira dan tentara terluka, dengan 1.296 orang terluka dalam operasi darat.
92 Warga Palestina Tewas
Baca juga: Tanda Kebangkitan Hamas di Tengah Keterpurukan Israel, Kerahkan Polisi dan Bayar Gaji Pegawai
Setidaknya 92 warga Palestina tewas, dalam serangan Israel di Rafah, yang terjadi semalam, Sabtu (3/2/2024).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel termasuk menyasar di sebuah taman kanak-kanak di Rafah, tempat para pengungsi berlindung.
Para pelayat berkumpul di luar rumah sakit setempat pada pagi hari untuk mendoakan para korban setelah semalaman terjadi kerusakan parah dan kematian, mengutip Al Jazeera.
“Anak-anak baru saja tidur dan tiba-tiba terjadi pengeboman. Salah satu anak saya meninggal sementara tiga lainnya berhasil melarikan diri,” kata warga Ahmad Bassam al-Jamal.
Kekhawatiran atas potensi serangan darat Israel ke kota perbatasan selatan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan ratusan ribu pengungsi dari wilayah lain di Gaza mencari perlindungan di tempat penampungan dan kamp sementara.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)