TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken kembali melakukan perjalanan ke Timur Tengah.
Ini merupakan kali ke lima Blinken bertandang ke Timur Tengah, sejak perang antara Israel dan kelompok militan Hamas pecah pada 7 Oktober.
Pada Senin (6/2/2024), ia bertemu dengan penguasa de-facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) di Riyadh.
Pertemuan Blinken dengan pemimpin Saudi itu berlangsung sekitar dua jam.
Keduanya membahas menengai kesepakatan normalisasi dengan Israel, dengan harapan dapat menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.
Blinken tidak menanggapi pertanyaan yang diteriakkan dari wartawan tentang bagaimana kelanjutannya saat dia kembali ke hotelnya, namun malah melambaikan tangan saat lewat.
Blinken juga akan mengunjungi Mesir, Qatar, Israel dan Tepi Barat yang diduduki Israel minggu ini dan mendorong untuk memajukan pembicaraan yang dimediasi Mesir dan Qatar dengan militan Hamas Palestina mengenai kesepakatan untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Konflik semakin meningkat ketika kelompok-kelompok yang didukung Iran menembaki pasukan AS di Irak dan Suriah, dan kelompok Houthi Yaman menyerang rute pelayaran di Laut Merah.
AS telah melakukan serangan balasan terhadap milisi yang didukung Iran di Suriah, Irak dan Yaman sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak pekan lalu di Yordania yang menewaskan tiga tentara Amerika dan melukai puluhan lainnya.
Blinken tetap akan mencoba untuk memperkuat pesan bahwa pemerintahan Presiden AS, Joe Biden tidak bermaksud berperang dengan Iran atau ingin konflik menyebar lebih jauh.
Yang menjadi prioritas utama Blinken adalah untuk “menyampaikan pesan langsung ke negara-negara di kawasan bahwa Amerika Serikat tidak ingin melihat konflik meningkat dan tidak akan meningkatkan konflik,” kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan dalam perjalanan ke Riyadh.
Baca juga: Pertama Kalinya Arab Saudi Izinkan Toko Minuman Beralkohol Buka di Kota Riyadh
“Penting untuk hadir dan mengatakannya secara langsung," kata Biden, dikutip dari Al Arabiya.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada hari Minggu menolak untuk menjelaskan apakah Amerika Serikat akan menyerang situs-situs di Iran.
Dia mengatakan Washington tidak melihat adanya perang yang lebih luas, namun akan terus merespons jika diserang.
Tidak ada alasan bagi kampanye pembalasan AS, yang berlangsung sejak Jumat, untuk menggagalkan pembicaraan Washington dengan negara-negara Arab dan Israel mengenai normalisasi dan Gaza pascaperang, kata pejabat senior AS.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)