News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Bisa Hancurkan AS dalam Satu Jam, Sesumbar Sekutu Putin Saat Moskow-Washington Makin Panas

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendera negara Rusia dan AS berkibar di dekat pabrik Ford Sollers, perusahaan patungan pembuat mobil AS Ford dengan mitra Rusia, di Vsevolozhsk, Wilayah Leningrad, Rusia, 27 Maret 2019.

Rusia Bisa Menghancurkan AS dalam Satu Jam, Sesumbar Sekutu Putin Saat Moskow-Washington Makin Panas

TRIBUNNEWS.COM - Rusia akan mampu menghancurkan Amerika Serikat (AS) dalam waktu “satu jam”.

Sesumbar itu dilontarkan seorang propagandis terkemuka Kremlin, dalam ancaman terbaru dari media yang dikendalikan pemerintah di negara tersebut saat perang di Ukraina terus berkecamuk dan hubungan Moskow dan Washington kian memanas.

Baca juga: Pertempuran Hizbullah dan IDF di Perbatasan Israel Makin Ganas, Lebanon Colek Rusia

“Kami adalah satu-satunya negara di dunia yang dapat menghancurkan Amerika Serikat dalam satu jam,” kata Margarita Simonyan, editor media penyiaran yang didukung pemerintah Rusia, RT, dalam klip siaran televisi pemerintah Rusia yang diposting online oleh akun X, @NOELlaporan dilansir NW.

Rusia-AS Makin Panas

Disebutkan, televisi pemerintah Rusia belakangan sering menyiarkan konten yang menghasut perang dan berulang kali menyinggung konfrontasi nuklir dengan AS, sekutu utama Ukraina dalam perang melawan Rusia.

"Hubungan antara Washington dan Moskow tegang selama hampir dua tahun perang, dan hanya ada sedikit prospek untuk mengakhiri konflik atau pemulihan hubungan," tulis ulasan NW.

Ketegangan Moskow dan Washington makin panas saat AS dan sekutu Barat-nya berjanji untuk memberikan lagi bantuan militer ke Kiev.

Kemarahan Rusia atas sikap AS dan Barat ini dikhawatirkan akan memicu meluasnya perang di Eropa Timur.

Pada musim gugur 2022, tak lama setelah Rusia mencaplok wilayah Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia di Ukraina selatan dan timur, Kremlin mengatakan wilayah tersebut berada di bawah persenjataan nuklir Moskow.

Keempat wilayah tersebut merupakan tempat terjadinya sebagian besar bentrokan garis depan.

Pada tahun 2019—menjelang pecahnya perang besar-besaran—televisi pemerintah Rusia menyiarkan daftar fasilitas militer AS yang menurut mereka akan menjadi sasaran serangan nuklir oleh Moskow.

ILUSTRASI - Uji coba rudal jelajah berkemampuan nuklir yang bisa menjangkau area sangat jauh. Secara terbuka, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut sukses menguji coba rudal jelajah terbaru bernama Burevestnik. (HandOut/IST)

Pada Mei 2022, seorang politisi Rusia yang muncul di media pemerintah mengatakan kalau Rusia hanya membutuhkan empat rudal untuk melenyapkan pantai Timur dan Barat AS.

Seorang komentator politik Rusia juga mengatakan pada pertengahan tahun 2023 kalau AS dapat terjebak "di garis bidik" perang di Ukraina, jika hal itu meningkat menjadi konflik nuklir.

Pembawa acara TV pemerintah Vladimir Solovyov, salah satu tokoh paling terkenal di media yang didukung Kremlin, mengatakan awal bulan ini bahwa Rusia harus menyerang markas NATO, yang mendukung upaya perang Ukraina.

"Tindakan seperti itu akan memicu perang yang lebih luas," tulis laporan NW.

Pada pertengahan Januari, mantan Presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa serangan Ukraina terhadap lokasi peluncuran rudal di wilayah Rusia dengan senjata yang dipasok AS atau NATO dapat memicu respons nuklir dari Kremlin.

Rusia dan AS secara kolektif memiliki sekitar 90 persen hulu ledak dunia.

(oln/nw/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini