TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim menemukan terowongan yang disebutnya dibangun oleh Hamas di bawah markas badan kemanusiaan PBB, UNRWA, di Gaza.
Dikutip dari Al-Arabiya, IDF menuduh dibangunnya terowongan tersebut untuk eksploitasi bantuan kemanusiaan PBB untuk warga Palestina oleh Hamas.
Dalam sebuah tur yang dilakukan IDF, mereka mengawal reporter untuk melihat terowongan yang diklaim sebagai milik Hamas tersebut.
Terowongan itu terbentang dari sebuah bangunan sekolah hingga di bawah kantor UNRWA di Gaza Utara.
Seorang prajurit IDF menjelaskan bahwa dalam terowongan itu ada pusat listrik untuk menunjuang aktivitas di dalamnya seperti melakukan komando oleh Hamas.
"Ini adalah salah satu pusat komando intelijen. Ini adalah salah satu unit intelijen Hamas, di mana mereka memberikan komando untuk banyak pertempuran," kata seorang prajurit IDF kepada wartawan.
IDF menyebut terowongan ini memiliki panjang 700 meter dan berada 18 meter di bawah permukaan tanah.
Selain ruang komando, IDF mengungkapkan terowongan itu juga terdiri dari ruang server komputer dan ruang perangkat elektronik.
Baca juga: Houthi akan Ngamuk di Laut Merah Jika Israel Serbu Rafah di Jalur Gaza Selatan
Mereka juga mengklaim ruang komando tersebut dibangun dengan lapisan baja untuk menghindari serangan dari luar.
Salah satu pimpinan IDF, Letnan Kolonel Ido mengklaim Hamas telah mengevakuasi dan memotong kabel komunikasi dalam terowongan tersebut saat pasukannya berhasil masuk.
Saat melanjutkan tur tersebut, Ido lantas menunjukan jalur yang diklaim olehnya menuju teras dari markas UNRWA.
Dia menuding markas UNRWA itu telah dilubangi milisi Hamas agar dapat bekerja sama dengan badan kemanusiaan PBB tersebut.
"Kami tahu mereka (Hamas) punya orang-orang yang bekerja di UNRWA. Kami ingin setiap organisasi internasional bekerja di Gaza. Itu tidak menjadi masalah. Masalah kami adalah Hamas," kata Ido kepada wartawan yang hadir.
Jurnalis Sulit Verifikasi Klaim Israel, Terkendala Sinyal Dalam Terowongan
Dikutip dari Reuters, sejumlah wartawan yang ikut dalam tur tersebut mengaku kesulitan untuk melakukan verifikasi terkait klaim Israel soal terowongan tersebut.
Mereka mengaku terkendala atas lemahnya sinyal ponsel saat melakukan liputan dalam terowongan tersebut.
Di sisi lain, bukannya dibantu agar wartawan memperoleh sinyal, IDF justru meminta wartawan memasukan seluruh barang pribadinya ke dalam ember.
Adapun barang-barang pribadi wartawan itu baru dapat diambil kembali ketika tur terowongan itu sudah selesai.
Terpisah, UNRWA tidak dapat berkomentar banyak terkait temuan Israel soal terowongan yang disebut berada di bawah markasnya.
Mereka mengungkapkan tidak memiliki kapasitas untuk melakukan verifikasi menyeluruh soal temuan militer Israel itu.
"UNRWA... tidak memiliki keahlian militer dan keamanan maupun kapasitas untuk melakukan inspeksi militer terhadap apa yang ada atau mungkin berada di wilayahnya," kata UNRWA dalam pernyataan resminya.
UNRWA menyebut ketika memang ada temuan seperti lubang bawah tanah yang mengarah ke markasnya, maka biasanya ada protes dari pihak lainnya.
"Di masa lalu, setiap kali (sebuah) lubang yang mencurigakan ditemukan di dekat atau dibawah lokasi UNRWA, maka surat protes segera diajukan kepada pihak-pihak yang berkonflik, termasuk otoritas de facto di Gaza (Hamas) dan otoritas Israel," lanjut UNRWA.
Di sisi lain, Hamas belum memberikan pernyataan resmi terkait tudingan Israel ini.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel