TRIBUNNEWS.COM - Bocah perempuan berusia 6 tahun yang sempat menghubungi layanan darurat saat terjebak pertempuran di Gaza, ditemukan telah meninggal dunia.
Dilansir SBS News, keluarga menemukan jasad bocah bernama Hind Rajab itu pada hari Sabtu (10/2/2024), setelah tidak diketahui nasibnya lebih dari seminggu.
Dua petugas ambulans yang datang untuk menyelamatkan bocah itu, juga tewas.
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menuduh Israel sengaja menargetkan ambulans yang dikirim untuk menyelamatkan Hind Rajab.
Bocah itu sempat melewati waktu berjam-jam untuk menelepon petugas operator untuk meminta bantuan dengan suara tembakan yang bergema di sekitarnya.
“Pendudukan sengaja menargetkan awak Bulan Sabit Merah meskipun sudah ada koordinasi sebelumnya untuk memungkinkan ambulans tiba di lokasi untuk menyelamatkan Hind,” kata Bulan Sabit Merah dalam sebuah pernyataan.
Anggota keluarga menemukan jenazah Hind bersama dengan paman dan bibinya serta ketiga anak mereka yang masih di dalam mobil dekat bundaran di pinggiran Tel al-Hawa di Kota Gaza, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan.
PRCS merilis foto ambulans yang terlihat hampir terbakar seluruhnya.
Rekaman adegan Al Jazeera menunjukkan ambulans hanya berjarak beberapa langkah dari mobil yang menurut mereka ditumpangi keluarga tersebut, sebuah Kia Picanto hitam rusak yang penuh lubang peluru.
Kisah Hind terungkap dalam rekaman audio percakapannya yang penuh ketakutan dengan petugas penyelamat pada 29 Januari lalu.
Sejak perang meletus pada 7 Oktober, lebih dari 28.000 orang telah terbunuh di Gaza, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Gaza Menghilang setelah Terjebak Pertempuran, Sempat Hubungi Layanan Darurat
Serangan tanggal 7 Oktober merupakan eskalasi signifikan dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas.
"Aku takut, tolong datang"
Klip audio yang dirilis oleh Bulan Sabit Merah awal bulan ini merekam panggilan ke petugas operator yang pertama kali dilakukan oleh sepupu Hind, Layan Hamadeh.
Layan mengatakan bahwa sebuah tank Israel mendekat ke arahnya.
Suara tembakan kemudian terdengar dan dia pun berteriak.
Diyakini sebagai satu-satunya yang selamat, Hind kemudian menghubungi lagi petugas operator, yang mencoba menenangkannya saat mereka bersiap mengirim ambulans.
"Tolong datang dan selamatkan aku," ujar Hind sambil menangis di rekaman audio lainnya.
"Aku sangat takut, tolong datang."
PRCS mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan militer Israel untuk menyelamatkan bocah itu.
PRCS pun baru bergerak setelah mendapat lampu hijau.
Dua kru kemudian dikirimkan, yakni Youssef Zeino dan Ahmed Al-Madhoon.
"Dalam komunikasi terakhir kami dengan tim, mereka mengatakan pasukan pendudukan mengarahkan sinar laser ke arah mereka. Kami mendengar suara tembakan dan kemudian ledakan," kata juru bicara Bulan Sabit Merah di Ramallah, Nebal Farsakh.
Kontak kemudian terputus baik dengan tim ambulans dan Hind.
Keluarga, kolega, dan banyak orang di seluruh dunia khawatir tentang nasib mereka.
“Sementara kami terus menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, kami ingin menegaskan kembali bahwa warga sipil harus dilindungi – tidak ada anak yang boleh merasa takut akan nyawanya, dikelilingi oleh jenazah anggota keluarga mereka," kata juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) kepada Reuters.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)