TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden melangsungkan pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih pada Senin (12/2/2024) waktu setempat.
Dilansir NBC News, bersama dengan staf senior kebijakan luar negeri, Joe Biden dan Raja Abdullah II membahas situasi yang sedang berlangsung di Gaza serta upaya pembebasan sandera.
Biden mengatakan telah mendiskusikan proposal gencatan senjata dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pemimpin di Mesir dan Qatar.
Upaya pembebasan tahanan kali ini mencakup jeda pertempuran selama enam minggu, ujarnya.
“Kami tidak tahu berapa banyak yang masih hidup. Penderitaan yang dialami keluarga mereka, minggu demi minggu, bulan demi bulan tidak dapat dibayangkan."
"Dan merupakan prioritas utama bagi Amerika Serikat untuk memulangkan mereka,” kata Biden.
Kedua pemimpin itu juga membahas peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan upaya untuk mewujudkan “perdamaian abadi” berdasarkan solusi dua negara.
Raja Abdullah, yang berbicara di depan pers setelah Biden, memperingatkan tentang pengungsi Palestina di luar perbatasan Gaza dan Tepi Barat, sekaligus mendesak solusi dua negara.
“Kita harus – bersama-sama dengan mitra-mitra Arab dan komunitas internasional – meningkatkan upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan segera mulai berupaya menciptakan cakrawala politik yang mengarah pada perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan perdamaian solusi dua negara,” kata Abdullah.
Pertemuan kedua negara ini adalah yang pertama sejak tiga tentara Amerika tewas dalam serangan pesawat tak berawak di sebuah pangkalan di timur laut Yordania bulan lalu.
AS mengaitkan serangan tersebut dengan kelompok militan yang didukung oleh Iran.
Baca juga: Raja Yordania Abdullah Turut Berpartisipasi dalam Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pemerintahan AS saat ini sedang melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan pembebasan sandera.
Biden telah mengirim Direktur CIA William Burns ke Mesir pada hari Selasa.
Kepala intelijen dari AS, Israel dan Mesir serta perdana menteri Qatar telah merundingkan kemungkinan kerangka kerja yang mencakup jeda enam minggu dalam pertempuran, pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, dan rencana bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza.