TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Palestina, mengumumkan tewasnya 3 sandera Israel dalam serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza.
“Brigade Al-Qassam mengumumkan pembunuhan 3 dari delapan tahanan Zionis yang kami umumkan kemarin terluka parah dalam serangan biadab Zionis di Jalur Gaza," kata Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, dalam pernyataan yang dirilis di Telegram, Senin (12/2/2024) malam.
Brigade Al-Qassam menunda untuk mengumumkan nama dan foto mereka sebelum memastikan kondisi korban terluka lainnya.
“Kami akan menunda pengumuman nama dan foto korban tewas dalam beberapa hari mendatang sampai nasib korban luka lainnya menjadi jelas,” lanjutnya.
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam mengumumkan pemboman Israel yang terus menerus di Jalur Gaza selama 96 jam terakhir menyebabkan kematian 2 tahanan dan 8 lainnya luka parah pada Minggu (11/2/2024).
Brigade Al-Qassam menyatakan kondisi para tahanan yang terluka menjadi lebih berbahaya mengingat ketidakmampuan untuk memberikan mereka perawatan yang tepat.
“Musuh bertanggung jawab penuh atas nyawa para tahanan yang terluka mengingat berlanjutnya serangan pengeboman dan agresi,” tambahnya.
Brigade Al-Qassam juga menerbitkan pesan baru yang ditujukan kepada keluarga sandera Israel yang ditahan oleh kelompok perlawanan di Jalur Gaza.
Surat itu ditulis dalam bahasa Arab, Ibrani, dan Inggris.
“Kepada keluarga para tahanan… Pilihan ada di tangan Anda: di dalam peti mati, atau hidup? Pemerintah Anda berbohong, waktu hampir habis,” kata Brigade Al-Qassam, dikutip dari Al Jazeera.
Brigade Al-Qassam memperingatkan keluarga sandera Israel bahwa waktu untuk kehidupan orang-orang yang mereka cintai sudah hampir habis, karena penundaan pemerintah Netanyahu dalam berupaya menyelamatkan mereka.
Baca juga: Peringatan Joe Biden hingga Hamas soal Serangan Israel ke Rafah, Bahayakan Pembebasan Sandera
Sejumlah sandera tewas akibat pemboman Israel di Jalur Gaza.
Pekan lalu, Israel mengumumkan 31 sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, telah meninggal.
"Jumlah korban tewas setara dengan lebih dari seperlima dari 136 sandera yang tersisa di Jalur Gaza," menurut intelijen yang dikumpulkan IDF, Selasa (6/2/2024), dikutip dari The Guardian.
Sementara sejumlah keluarga sandera yang berdemonstrasi setiap hari kepada pemerintah Israel, menuntut kesepakatan untuk membebaskan mereka.
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.
Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.340 jiwa dan 67.984 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (12/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel