Israel Bombardir Rafah, Ribuan Warga New York Turun ke Jalan, Protes Blokir Jembatan dan Terowongan
TRIBUNNEWS.COM- Ratusan aktivis di Kota New York, Amerika Serikat tidak bisa tinggal diam dengan aksi Israel memborbardir Rafah, Gaza bagian selatan.
Ratusan hingga ribuan aktivis berdemonstrasi turun ke jalan sebagai cara menyuarakan harapan mereka.
Ratusan kelompok anti-Israel memblokir jembatan dan terowongan di New York City dalam protes “Banjir Manhattan untuk Rafah”.
Mereka meneriakkan agar gencatan senjata segera dilakukan di Gaza.
Aktivis bergema di seluruh New York! Aktivis pro-Palestina berkumpul di jantung kota, menuntut keadilan bagi Rafah. Membawa spanduk FreePalestine dan JusticeForRafah.
Mereka mengajak warga New York lainnya untuk bersama-sama bersatu dalam solidaritas untuk tujuan bersama.
Jalanan di NYC dipenuhi dengan tuntutan keadilan. Aktivis Pro-Palestina merebut terowongan Park Avenue di NYC, menuntut keadilan untuk Rafah.
Protes pro-Palestina di Manhattan menyebabkan 13 penangkapan dan gangguan lalu lintas di beberapa jembatan dan terowongan.
Aktivis Free Palestine Group berkumpul untuk protes “Banjir Manhattan untuk Rafah” di Union Square di New York.
Para pengunjuk rasa telah mengambil alih terowongan menuju Grand Central. Pawai tersebut dengan cepat mengubah arah dan bergegas menuju terowongan sebelum NYPD dapat memblokir pintu masuk.
Baca juga: Serangan di Rafah Bukti Baru Israel Telah Melanggar Hukum Internasional, Bom Ciptakan Cekungan Besar
Para aktivis menyerukan solidaritas dengan masyarakat Rafah di Jalur Gaza, seiring dengan terus berlanjutnya sensor online terhadap konten-konten pro-Palestina.
Untuk menunjukkan solidaritas yang luar biasa, para demonstran pro-Palestina mengambil alih terowongan di Park Avenue dan 40th Street di Manhattan.
Protes tersebut, yang diberi nama “Banjir Manhattan untuk Rafah,” melibatkan ratusan orang berkumpul di Union Square untuk melakukan unjuk rasa darurat.
Protes ini bertujuan untuk mengekspresikan solidaritas terhadap masyarakat Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza.
Protes di Manhattan adalah bagian dari serangkaian peristiwa serupa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun kelompok penyelenggaranya masih belum teridentifikasi, pesan mereka jelas. Aktivis pro-Palestina menuntut perhatian dan tindakan bagi masyarakat Rafah dan Jalur Gaza.
Para pengunjuk rasa, yang mengadvokasi perjuangan Rafah, turun ke jalan, menyebabkan gangguan yang signifikan di seluruh Kota New York. Demonstrasi tidak terbatas di Union Square atau Park Avenue. Aksi mereka ini menyebar ke seluruh kota, memblokir jembatan dan terowongan utama, serta melumpuhkan lalu lintas pada jam sibuk kota.
Baca juga: PMI Telah Menyalurkan Bantuan di Wilayah El Arish dan Rafah Gaza
Tragedi Rafah
Protes tersebut bukan sekedar demonstrasi menentang konflik yang sedang berlangsung tetapi juga mengenang tragedi yang terjadi di Rafah baru-baru ini.
Baru kemarin, serangkaian serangan udara besar-besaran di Rafah mengakibatkan hampir 100 orang tewas. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah, dan asap terlihat membubung di atas kota.
Serangan udara tersebut menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah, menewaskan 21 orang dan melukai puluhan lainnya.
Di antara korban tewas terdapat 12 anak-anak dan empat wanita. Direktur rumah sakit yang menerima jenazah mengkonfirmasi angka-angka ini. Serangan tersebut memicu kepanikan yang meluas di kota Gaza selatan, tempat lebih dari 1 juta orang mengungsi.
Kekhawatiran Internasional Meningkat
Komunitas internasional telah menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan. Serangan darat yang direncanakan oleh militer Israel di Rafah telah menjadi titik konflik tertentu.
Presiden Biden telah menekankan bahwa tidak boleh ada operasi militer kecuali ada rencana untuk melindungi warga sipil di Rafah.
Para Pengunjuk Rasa Tetap Menentang
Konflik masih berlangsung, para pengunjuk rasa tetap menentang. Demonstrasi mereka di Manhattan merupakan pernyataan kuat atas dukungan mereka yang tak tergoyahkan terhadap Rafah dan tuntutan mereka untuk mengakhiri kekerasan. Ketika situasi di Rafah terus berkembang, dunia menyaksikan, menunggu, dan mengharapkan perdamaian.
(Sumber: X, BNN Breaking)