Israel menolak membandingkan tindakannya dalam perang di Gaza dengan Holocaust.
Pernyataan Presiden Brasil juga terdengar di telinga Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Dengan marah, Netanyahu mengecam Lula dengan menuduhnya antisemit dan meremehkan genosida Nazi terhadap orang-orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.
Komentar Lula muncul setelah para pemimpin Uni Afrika pada pertemuan puncak pada hari Sabtu mengutuk serangan Israel di Gaza dan menyerukan diakhirinya segera.
Lula sebelumnya mengatakan Israel melakukan genosida di Gaza dan mendukung kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida di Mahkamah Internasional PBB.
Komentarnya pada hari Minggu adalah pertama kalinya ia membandingkan secara langsung tindakan Israel dengan Holocaust.
Baca juga: Netanyahu Bersumpah Serang Rafah Lagi Buntut Sandera Ditahan Hamas, Putin Ikut Campur
Pada bulan Januari, dalam pertemuan dengan duta besar Palestina, Lula mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober.
Namun, Lula mengatakan tidak ada pembenaran atas pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil dan mendorong gencatan senjata.
Perang tersebut dipicu oleh serangan pada 7 Oktober oleh militan Hamas, yang menyerbu Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang.
Para militan masih menyandera sekitar 130 orang, seperempat dari mereka diyakini tewas.
Sebagian besar lainnya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.
Baca juga: Netanyahu Bak Koboi Ugal-ugalan, Kabinet Perang Israel Segera Meledak dan Bubar
Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 28.985 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Sekitar 80 persen penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan seperempatnya menghadapi kelaparan.
Banyaknya korban tewas dan kerusakan yang meluas telah menyebabkan meningkatnya kritik terhadap Israel dan meningkatnya seruan untuk gencatan senjata.
(Tribunnews.com/Whiesa)