TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia hari ini.
Berikut 5 berita populer internasional dalam 24 jam terakhir, dilansir The Straits Times.
1. AS mengusulkan resolusi PBB yang mendukung gencatan senjata sementara di Gaza
Amerika Serikat mengusulkan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan menggarisbawahi dukungan PBB terhadap gencatan senjata sementara di Gaza sesegera mungkin, menurut teks yang diperoleh Reuters pada 19 Februari.
AS selama ini menolak kata gencatan senjata dalam setiap tindakan PBB mengenai perang Israel-Hamas.
Namun rancangan teks AS mencerminkan bahasa yang Presiden Joe Biden gunakan minggu lalu dalam percakapannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Draf teks AS juga menetapkan bahwa dalam kondisi saat ini, serangan darat besar-besaran ke Rafah akan mengakibatkan kerugian lebih lanjut terhadap warga sipil dan pengungsian lebih lanjut termasuk kemungkinan ke negara-negara tetangga.
2. Biden bersedia bertemu dengan Ketua DPR AS dari Partai Republik mengenai bantuan Ukraina
Presiden AS Joe Biden mengatakan ia bersedia bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Mike Johnson untuk membahas rancangan undang-undang pendanaan untuk perang Ukraina melawan Rusia, Senin (19/2/2024).
Biden mengatakan bahwa Partai Republik membuat kesalahan dengan menentang paket bantuan tersebut.
Dalam pemungutan suara bipartisan awal bulan ini, Senat AS mengesahkan paket bantuan senilai US$95 miliar yang mencakup dana untuk Ukraina.
Namun, Johnson sejauh ini menolak untuk membahasnya dalam pemungutan suara di DPR, yang didominasi oleh Partai Republik dengan margin sempit 219-212.
Dia telah menuntut pertemuan dengan Biden.
Baca juga: Abaikan Perintah Joe Biden, Parlemen Gedung Putih Nekat Kirim Bom dan Senjata Perang ke Israel
“Tentu saja saya akan senang bertemu dengannya, jika ada yang ingin dia sampaikan,” kata Biden.
3. Tim Navalny mengatakan penyelidik akan menahan jenazahnya ‘setidaknya dua minggu’
Penyelidik Rusia akan menyimpan jenazah Alexei Navalny selama setidaknya dua minggu untuk memeriksa jenazahnya, kata juru bicaranya pada 19 Februari.
Rusia melaporkan kematian tokoh oposisi Alexei Navalny pada 16 Februari 2024.