Perwakilan Prancis, Nicolas de Riviere menyatakan penyesalannya bahwa resolusi tersebut "tidak diadopsi mengingat situasi bencana di lapangan".
Padahal ke-15 anggota Dewan Keamanan telah merundingkan resolusi yang didukung Arab selama tiga minggu.
Aljazair, perwakilan Arab di dewan tersebut, menunda pemungutan suara atas permintaan Washington.
Sementara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken baru-baru ini berada di wilayah tersebut, berharap mendapatkan kesepakatan yang disandera.
Namun Qatar mengatakan pada hari Sabtu bahwa perundingan tersebut "belum berjalan seperti yang diharapkan", yang menyebabkan Kelompok Arab pada akhir pekan memutuskan bahwa mereka telah memberikan cukup waktu kepada AS dan memasukkan resolusi mereka dalam bentuk final pada pemungutan suara hari Selasa.
Baca juga: Organisasi Muslim AS Kecam Veto Washington di PBB soal Gaza, Minta Biden Setop Turuti Netanyahu
Teriakkan Gencatan Senjata Sementara, Tapi jadi Jeda
Presiden AS, Joe Biden menghabiskan waktu berbulan-bulan menginginkan "jeda" dalam pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza.
Namun seiring Israel mempersiapkan serangan darat di Rafah, retorikanya bergeser untuk menekankan perlunya "gencatan senjata sementara".
Kedengarannya seperti perbedaan retoris, namun hal ini membuat Biden semakin dekat dengan banyak orang di seluruh dunia dan para kritikus di Partai Demokrat yang menginginkan gencatan senjata permanen dalam perang yang telah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina.
Dikutip dari Reuters, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield membantah adanya perubahan bahasa yang disengaja.
"Ini mencerminkan apa yang telah kami lakukan selama ini," katanya kepada wartawan, Selasa (20/2/2024).
Baca juga: Dunia Internasional Ramai-ramai Mengecam AS, Setelah AS Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Lagi
Hingga rancangan proposal yang telah disiapkan AS dibuat, Washington menghindari kata gencatan senjata dalam kaitannya dengan tindakan PBB terhadap perang Israel-Hamas.
Teks baru AS mencerminkan bahasa yang digunakan Biden secara terbuka bulan ini tentang situasi tersebut.
"Sekarang saya berusaha sangat keras untuk menangani gencatan senjata penyanderaan ini karena, seperti yang Anda tahu, saya telah bekerja tanpa kenal lelah dalam kesepakatan ini," kata Biden pada 8 Februari 2024 lalu.
Delapan hari kemudian dia mengatakan dirinya telah mengadakan pembicaraan ekstensif dengan Netanyahu mengenai topik gencatan senjata.