May Golan, Menteri Perempuan Israel Terus Menghasut Kekerasan dan Mempromosikan Genosida di Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Perempuan Israel, May Golan menyampaikan pidatonya di Tel Aviv. Dia merasa bangga tentara Israel telah membuat kerusakan di Gaza.
Dia bahkan mengaku senang dan bersuka cita atas penderitaan yang dialami warga Palestina.
'Bangga dengan reruntuhan Gaza': Menteri Israel bersukacita atas penderitaan yang dialami Palestina
“Saya pribadi bangga dengan reruntuhan Gaza, dan bahwa setiap bayi, bahkan 80 tahun dari sekarang, akan menceritakan kepada cucu-cucu mereka apa yang dilakukan orang-orang Yahudi,” kata May Golan, Menteri Kemajuan Perempuan Israel.
Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, May Golan, Menteri Kemajuan Perempuan Israel, telah menyatakan kebanggaannya atas “reruntuhan” Gaza yang terkepung dan mengklaim setiap bayi Palestina akan menceritakan kepada cucu-cucu mereka “apa yang dilakukan orang-orang Yahudi.”
“Saya bangga dengan reruntuhan Gaza,” katanya tanpa perasaan dalam pidatonya yang penuh dengan permusuhan pada hari Rabu.
Dengan sikap acuh tak acuh yang mengerikan terhadap masyarakat Gaza, ia melanjutkan dengan menyatakan, "Saya tidak peduli dengan Gaza, saya benar-benar tidak peduli. Yang saya pedulikan, mereka bisa keluar dan hanya berenang di laut."
Komentar mengejutkan sang menteri tidak berhenti sampai di situ.
Dia menyatakan keinginannya untuk menyaksikan kehancuran Gaza, dengan bangga menyatakan, "Saya pribadi bangga dengan reruntuhan Gaza, dan bahwa setiap bayi, bahkan 80 tahun dari sekarang, akan menceritakan kepada cucu-cucu mereka apa yang dilakukan orang-orang Yahudi."
Sepanjang pidatonya, yang kemudian dibagikan oleh menteri tersebut di platform media sosialnya X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, satu-satunya fokusnya tetap pada penghapusan Gaza.
Ini bukan pertama kalinya May Golan menuai kontroversi.
Dia mempunyai sejarah dalam melontarkan pernyataan-pernyataan yang bermuatan rasial dan Islamofobia, khususnya menargetkan pengungsi Afrika di Israel.
Menjuluki mereka sebagai “penyusup Muslim”, Golan telah menyebarkan stereotip berbahaya, termasuk klaim tak berdasar tentang penyebaran penyakit.