News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rudal Korut Ditemukan di Ukraina, Ternyata Pakai Komponen Buatan Eropa dan AS

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uji coba penembakan rudal jelajah Pulhwasal-3-31 yang diluncurkan dari kapal selam di perairan Korea Utara di lokasi yang dirahasiakanhari Minggu, 28 Januari 2024. The Japan Times/KCNA/KNS/VIA AFP-JIJI

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah rudal balistik yang digunakan Rusia ditemukan di Kota Kharkiv, Ukraina.

Conflict Armament Research (CAR) mengklaim rudal balistik produksi Korea Utara ini menggunakan komponen non-domestik.

Dalam laporannya pada Rabu (21/2/2024), ditemukan dalam rudal tersebut lebih dari 290 komponen elektronik buatan Amerika Serikat dan Eropa.

Rudal yang ditemukan pada 2 Januari 2024, menampilkan komponen yang baru diproduksi, dengan 75 persen diproduksi Amerika Serikat antara tahun 2021 dan 2023.

Tidak hanya itu, 16 persen dari komponen rudal tersebut berasal dari Eropa, sementara 9 persen dari Asia.

Berdasarkan tanggal produksi, rudal tersebut tidak mungkin dirakit sebelum 2023.

Menurut laporan CAR, komponen-komponen tersebut merupakan produksi 26 perusahaan,

Namun CAR tidak menyebutkan nama-nama dari perusahaan tersebut, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Hal tersebut lantaran tidak ada bukti bahwa perusahaan tersebut sengaja mengirimkan komponen tersebut ke Korea Utara.

Sebaliknya, komponen tersebut kemungkinan besar dialihkan ke suatu tempat dalam rantai pasokan global yang luas setelah perusahaan tersebut menjualnya ke Korea Utara.

Oleh karena itu, CAR lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mencoba memperbaiki masalah tersebut dibandingkan mempermalukan mereka, dikutip dari CNN.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-720: Norwegia Tuduh Kremlin Dibantu Iran, China, Korea Utara, Belarus

Dengan ditemukannya rudal balistik produksi AS dan Eropa, CAR menuduh Korut gunakan komponen tersebut untuk menghindari sanksi internasional dalam memperoleh materi internasional.

“Kemampuan Korea Utara untuk memproduksi dan mentransfer senjata canggih, sambil memperoleh bahan bakar secara Internasional untuk program rudalnya meskipun ada sanksi lama dari PBB, adalah bukti terbaru bahwa negara-negara tersebut meremehkan rezim non-proliferasi global," kata Conlfict Armament Research, dikutip dari Times of India.

Penelitian ini menekankan pentingnya dokumentasi lapangan, pemantauan, dan tantangan yang lebih luas dalam mengatur ekspor semikonduktor komersial.

Sebelumnya, AS dan Korea Selatan menuduh Korea Utara mengirim amunisi dan rudal ke Rusia untuk membantu Presiden Vladimir Putin dalam melawan Ukraina.

Meskipun Moskow dan Pyongyang menyangkal klaim tersebut, citra satelit komersial menunjukkan aliran kargo yang bergerak di antara mereka.

Menurut AS dan Korsel, aliran kargo tersebut adalah persenjataan.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Korea Utara, Konflik Rusia vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini