TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden (81), menghina Presiden Rusia, Vladimir Putin, di depan umum saat berbicara dalam acara penggalangan dana di San Francisco.
Joe Biden menyebut Putin "a crazy SOB (Son of b***h)".
“Kita mempunyai 'a crazy SOB' seperti Putin dan lainnya, dan kita selalu harus khawatir tentang konflik nuklir, tetapi ancaman nyata terhadap umat manusia adalah iklim,” kata Joe Biden, dikutip dari The Guardian, Rabu (21/2/2024).
Joe Biden berulang kali mengatakan kata-kata kasar di masa lalu.
Selama konferensi pers pada tahun 2022, dia berseru “what a stupid son of a b***h” setelah seorang anggota korps pers bertanya kepadanya tentang inflasi.
Pekan lalu, media AS, NBC, melaporkan Joe Biden telah menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “orang bodoh” pada tiga kesempatan berbeda dalam percakapan pribadi dengan orang lain, termasuk dengan Partai Demokrat.
Umpatan itu disebut sebagai ungkapan rasa frustrasinya atas penolakan Israel untuk mengikuti saran AS tentang bagaimana mereka harus melakukan kampanye militernya di Gaza.
Rusia: Joe Biden Permalukan Dirinya Sendiri
Pemerintah Rusia di Kremlin menyebut komentar Joe Biden merupakan “aib” bagi AS.
Kremlin mengatakan Joe Biden merendahkan dirinya sendiri dan mempermalukan AS.
“Penggunaan bahasa seperti itu terhadap kepala negara lain oleh Presiden Amerika Serikat kemungkinan besar tidak akan melanggar presiden kita, Presiden Putin,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Tewas, Joe Biden: Valdimir Putin Harus Bertanggung Jawab
“Tetapi hal itu merendahkan martabat mereka yang menggunakan kosakata seperti itu," lanjutnya.
"Pernyataan tersebut mungkin semacam upaya untuk terlihat seperti seorang koboi Hollywood," tambah Peskov, dikutip dari Deutsche Welle.
Namun, Peskov mengatakan perkataan Joe Biden dianggap remeh dan tidak akan menyakiti perasaan Putin.
Biden Komentari Kematian Alexei Navalny
Dalam acara penggalangan dana di San Francisco tersebut, Joe Biden juga menyerang saingannya dalam pemilu dari Partai Republik, Donald Trump, karena membandingkan dengan masalah hukumnya sendiri di AS, dengan kematian aktivis anti-Putin, Alexei Navalny, dalam penahanannya.