News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih di Tahap Negosiasi, Ini Kata Penasihat Gedung Putih 

Penulis: garudea prabawati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina berduka di dekat jenazah kerabatnya di rumah sakit Al-Najjar Rafah pada 21 Februari 2024, menyusul serangan udara Israel semalam di Jalur Gaza selatan di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (Photo by SAID KHATIB / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan, mengatakan soal gencatan senjata di Gaza.

Dirinya menyebut bahwa saat ini gencatan senjata di Gaza masih dalam tahap negosiasi.

Pihaknya mengatakan bahwa Israel, Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah mencapai pemahaman soal kontur dasar dari kesepakatan gencatan senjata sementara.

Sullivan menyebut bahwa kesepakatan itu masih dalam tahap negosiasi dan harus ada diskusi tidak langsung antara Qatar dan Mesir dengan Hamas, mengutip Al Jazeera.

Sementara di sisi lain, Sullivan juga menyinggung soal rencana operasional Rafah Israel.

Di mana Presiden AS Joe Biden belum mendapat pengarahan mengenai hal tersebut.

“Kami tidak yakin operasi Rafah harus dilanjutkan kecuali ada rencana untuk melindungi warga sipil,” katanya.

Update Korban Meninggal di Gaza

Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas.

Akibatnya banyak warga sipil Gaza yang menjadi korban tewas. 

Baca juga: Eks Mayor jenderal Israel Ungkap Kekacauan IDF di Perang Gaza, Disembunyikan Pemerintah Netanyahu

Perang Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan lebih dari 29.600 orang.

Hingga menyebabkan kehancuran massal dan warga kekurangan kebutuhan pokok.

Hampir 70.000 warga Gaza terluka, mengutip Anadolu Agency.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini