Klaim berarti Israel mempunyai alternatif lain selain jalur transportasi via Laut Merah.
Klaim ini juga menyatakan blokade di Laut Merah tidak akan terlalu berdampak lagi terhadap wilayah tersebut.
"Klaim tersebut, tentu saja, beredar di media sosial dan meningkatkan ketegangan intra-Arab, dengan jutaan kecaman menimpa Yordania dan UEA dan menuntut agar jembatan darat ini dihilangkan," tulis laporan al-mayadeen.
Belakangan, investigasi yang dilakukan Mondoweiss menemukan kalau sama seperti Israel, klaim adanya jembatan darat tersebut mungkin merupakan sebuah kepalsuan yang digunakan oleh entitas pendudukan Israel untuk meyakinkan investor mereka kalau semuanya baik-baik saja dan bahwa perekonomian Israel tidak sepenuhnya runtuh.
Semua Pelabuhan 'Rusak Parah'
Faktanya, ekonomi Israel memang tidak baik-baik saja.
Media Israel dalam sebuah laporan menyatakan kalau semua pelabuhan di wilayah pendudukan Israel mengalami kerusakan parah akibat serangan angkatan bersenjata Yaman yang terafiliasi kelompok Ansarallah (Houthi) di Laut Merah.
Kerusakan parah yang dimaksud adalah melambatnya kegiatan perekonomian di masing-masing pelabuhan Israel.
Situs Israel, i24news dalam sebuah laporan hari Selasa (20/2/2024) menyatakan, operasi Angkatan Bersenjata Yaman di Laut Merah memotong mata rantai ekonomi Israel.
Houthi Yaman melakukan Blokade Laut Merah sebagai bentuk dukungan atas perlawanan milisi pembebasan Palestina di Gaza melawan agresi Israel.
Baca juga: Ungkap Kelemahan Besar Israel, Mayor Jenderal IDF: Pasukan Radwan Hizbullah Bisa Acak-acak Haifa
"Ini memberikan pukulan yang menyakitkan pada perusahaan pelayaran Israel dan kolaboratornya," tulis laporan itu dikutip dari PT, Selasa (21/2/2024).
Menurut media Israel ini, tindakan militer dan operasi pasukan Yaman memblokade Laut Merah menyebabkan perusahaan transportasi Israel tidak melewati Selat Bab Al-Mandab dan harus memutar melalui jalur lain yang lebih jauh.
"Kapal-kapal mencapai pelabuhan Israel (dengan risiko bengkaknya biaya) sebanyak tiga kali lipat dari sebelumnya," kata laporan itu.
Tal Goldstein, Kepala Departemen Perencanaan Strategis Pelabuhan Haifa kepada media Israel mengatakan kalau Blokade Laut Merah oleh Houthi dan Angkatan Bersenjata Yaman secara langsung berdampak pada aktivitas pelabuhan Israel.
"Kami terkena dampak dari tindakan tersebut, misalnya kapal yang seharusnya tiba di pelabuhan Haifa sepekan akan tiba setelah tiga pekan," kata Goldstein.