Oleh karena itu, mereka menyerukan kepada Ukraina, mitra dan sekutu internasional untuk memperkuat perlawanan bersama dan langkah-langkah keamanan, terutama di bidang informasi, untuk secara efektif melawan ancaman dan tantangan global dari perang hibrida global yang baru.
Pada bulan November, Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengutip intelijen dan mitranya, mengatakan bahwa Rusia berupaya menyebarkan rencana disinformasi barunya, yang disebut Maidan-3.
Menurutnya, dengan cara ini Moskow ingin menabur perpecahan di kalangan warga Ukraina, menciptakan kekacauan di dalam negeri, dan menyingkirkan presiden dari kekuasaan.
Operasi Maidan-3 ini diambil dari peristiwa pemberontakan Maidan pada November 2013 lalu di mana terjadi aksi demontrasi besar-besaran di Maidan Nezalezhnosti (Lapangan Kemerdekaan) di Kiev.
Demo terjadi setelah Presiden Viktor Yanukovych untuk tidak menandatangani Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Ukraina, melainkan memilih hubungan yang lebih erat dengan Rusia dan Uni Ekonomi Eurasia.
Aksi tersebut semakin dengan seruan pengunduran diri Yanukovych dan pemerintahan Azarov. Aksi tersebut dibalas dengan pembubaran dengan kekerasan hingga terjadi Revolusi Martabat pada 2014. Bentrokan tersebut menyebabkan 100 warga dan 13 polisi tewas.
Revolusi tersebut akhirnya menumbangkan Yanukovych, namun membuat Rusia melakukan aneksasi terhadap Krimea.