"Kami tidak bisa meninggalkan benteng terakhir Hamas tanpa mengurusnya." ungkap Netanyahu.
“Kalau kita punya kesepakatan, itu akan agak tertunda,” tambahnya.
"Tetapi itu akan terjadi. Jika kami tidak mencapai kesepakatan, kami akan tetap melakukannya." pungkasnya
Qatar yang telah menjadi mediator dalam pembicaraan bersama Mesir, mengatakan tidak ada kesepakatan yang dapat diumumkan saat ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan Doha mendorong jeda atau gencatan senjata bisa terjadi sebelum awal Ramadan.
Menurut kantor berita Reuters, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan perundingan tersebut, Hamas masih mempelajari rancangan dalam gencatan senjata tersebut.
Di dalam kerangka kerja yang dibuat oleh Perancis tersebut, gencatan senjata mencakup jeda 40 hari dalam semua operasi militer dan pertukaran warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dengan warga Israel dengan perbandingan 10 banding satu.
Pekan lalu, AS sempat mendapat kecaman luas karena memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sebaliknya, mereka mengusulkan resolusinya sendiri untuk gencatan senjata sementara "sesegera mungkin", yang juga memperingatkan Israel untuk tidak menyerang kota Rafah di Gaza selatan "dalam situasi saat ini".
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)