TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan duta besar Amerika Serikat untuk Bolivia, Victor Manuel Rocha telah mengaku dia telah bekerja sebagai mata-mata Kuba selama lebih dari 40 tahun.
Pria berusia 73 tahun ini pada hari Kamis mengaku bersalah atas dua tuduhan bertindak sebagai agen pemerintah asing di Pengadilan Federal Miami.
Rocha akan dijatuhi hukuman pada 12 April, mendatang, dikutip dari BBC.
Langkah ini membawa salah satu kasus spionase paling terkenal antara Kuba dan AS berakhir dengan cepat dan tidak terduga.
Awalnya, sidang pada Kamis ini membahas tentang bagaimana menangani dokumen rahasia yang terlibat dalam kasus tersebut.
Akan tetapi, tiba-tiba Rocha, pengacara dan jaksa penuntutnya mengakui atas kesalahan yang telah diperbuat.
Tentunya ini mengubah pengakuan awal Rocha yang mengatakan dirinya tak bersalah.
Ketika Hakim Beth Bloom menanyakan apakah dia ingin mengubah pengakuan bersalahnya, ia mengatakan setuju.
"Yang Mulia, saya setuju," katanya.
Rocha diidakwa melanggar Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing dengan bertindak sebagai agen asing, penipuan kawat, dan membuat pernyataan palsu untuk mendapatkan paspor AS.
Mantan diplomat karir AS ini pertama kali ditangkap pada Desember 2023, dikutip dari NY Daily News.
Bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik termasuk rekaman rahasia Rocha yang mengaku bekerja untuk Kuba selama beberapa dekade, memuji mendiang pemimpin Kuba, Fidel Castro sebagai 'Komandan', dan menyebut Amerika Serikat sebagai 'musuh'.
Baca juga: Jepang Peringati 70 Tahun Uji Coba Nuklir AS di Pasifik
Pihak berwenang AS masih belum mengetahui secara pasti kapan ia direkrut oleh Kuba.
Namun menyebutkan perjalanan ke Chile pada tahun 1973 sebagai titik balik.
Itu adalah tahun yang sama ketika CIA mendukung kudeta militer Augusto Pinochet terhadap pemerintahan sosialis Salvador Allende.
Pada tahun 1981, Rocha mulai bergabung dengan dinas luar negeri pada tahun 1981.
Setelah itu, ia mendapatkan bebragai posisi yang berkaitan dengan Amerika Tengah dan Selatan.
Kemudian Rocha menjadi direktur Urusan Antar-Amerika di Dewan Keamanan Nasional dari Juli 1994 hingga Juli 1995.
Dengan posisinya saat itu, Rocha mendapatkan pengaruh langsung dalam kebijakan Amerika terhadap Kuba.
Kemudian Rocha menjabat sebagai duta besar AS untuk Bolivia dari tahun 1999 hingga 2002.
Setelah meninggalkan dinas diplomatik, ia melanjutkan pekerjaan konsultasi pribadi yang menguntungkan sebagai penasihat khusus Komando Selatan AS, bagian dari militer AS yang mengawasi Kuba.
Pada November 2022, seorang agen FBI yang menyamar menghubungi Rocha melalui WhatsApp.
Ia mengaku sebagai perwakilan Badan Intelijen Kuba.
Beberapa kali keduanya bertemu.
Hingga setelah itu Rocha mulai membocorkan informasi pengalamannya sebagai mata-mata.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)