TRIBUNNEWS.COM - Yahya Sinwar, pemimpin gerakan perlawanan Islam atau Hamas di Jalur Gaza, mengirimkan pesan kepada para pejabat Hamas di luar negeri mengenai kondisi para pejuang Hamas.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Wall Street Journal menyebutkan Yahya Sinwar melalui seorang utusan, berupaya menyampaikan pesan kepada pemimpin Hamas lainnya di Qatar.
Pesan itu berisi informasi terkini tentang status para pejuang dan kemajuan pertempuran di Jalur Gaza.
"Para pemimpin senior Hamas di luar negeri bertemu di Qatar bulan ini di tengah kekhawatiran para pemimpin organisasi tersebut akan terkena serangan Israel di Gaza," lapor Wall Street Journal, Kamis (29/2/2024).
"Namun kemudian seorang utusan tiba membawa pesan dari Sinwar yang mengatakan 'jangan khawatir. Israel berada tepat di tempat yang kita inginkan'," lanjutnya.
Sumber yang mengetahui rincian pertemuan itu mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa utusan Yahya Sinwar juga memberi tahu para pejabat bahwa pimpinan dan pejuang Brigade Al-Qassam dalam kondisi baik.
Mereka berada di seluruh Jalur Gaza, terutama Rafah, menyusul rencana serangan besar Israel di sana.
Utusan itu juga melaporkan tingginya jumlah korban jiwa di Jalur Gaza dan adanya tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan pertempuran.
Menurut laporan yang dimuat dalam artikel tersebut, dan dari beberapa sumber berbeda, Hamas masih memiliki kemampuan militer yang signifikan di Jalur Gaza.
Wall Street Journal juga melaporkan Hamas dan pejuang perlawanan mengubah taktik dan metode pertempuran mereka melawan tentara Israel di Jalur Gaza.
Dalam beberapa bulan terakhir, mereka lebih memilih untuk menghindari pertempuran dan konfrontasi langsung dengan tentara.
Baca juga: Mantan Perwira Israel Tuduh Yahya Sinwar Pergi ke Mesir, IDF: Itu Klaim Palsu
Sebaliknya, mereka terlibat dalam perang gerilya dengan memasang perangkap dan penyergapan terhadap tentara – baik melalui penggunaan rudal anti-tank atau dengan menanam bahan peledak.
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 30.000 jiwa dan 70.400 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (1/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Israel memperkirakan masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel