TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior militer Israel (IDF) membantah laporan yang beredar tentang kepergian Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dari Gaza ke Mesir.
"Tidak ada informasi intelijen yang menunjukkan hal itu," katanya kepada Yedioth Ahronoth, Selasa (20/2/2024).
Ia membantah laporan media Elaph, yang memperkirakan Yahya Sinwar pergi ke Mesir melalui terowongan, dikutip dari Maan.
Menurut Elaph, sumber keamanan Israel takut jika Yahya Sinwar pergi ke Sinai, Mesir, bersama sandera.
Pejabat senior militer Israel yang dirahasiakan itu mengatakan tidak ada verifikasi dari sumber lain yang terpercaya terkait laporan Elaph.
Badan keamanan Israel juga tidak memiliki informasi intelijen terkait laporan tersebut.
Laporan Palsu soal Yahya Sinwar Pergi ke Mesir
Sebelumnya, pensiunan perwira intelijen Israel, Rafael Jerusalemi, mengklaim Yahya Sinwar menyeberang dari Rafah ke Mesir bersama orang, dikutip dari Daily Gulf News.
"Al-Sinwar tidak menggunakan ponsel atau alat komunikasi teknologi apapun. Dia berada di dalam terowongan dan mungkin telah pergi ke Sinai," katanya dalam sebuah wawancara dengan media Israel, i24 News, tanpa memberikan bukti.
Surat kabar Israel Hayom juga mengklaim Yahya Sinwar pergi ke Sinai bersama saudara laki-laki dan perempuannya melalui terowongan.
Laporan itu mengklaim Israel telah menelusuri sejumlah terowongan yang telah ditemukan.
Baca juga: Israel Klaim Yahya Sinwar Hilang Kontak, Pejabat Hamas Membantah: Dia Masih Menjalankan Tugasnya
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.985 jiwa dan 68.883 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (19/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.
Israel memperkirakan masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel