News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bayi Kembar Tewas Kena Serangan Udara Israel di Rafah, sang Ibu Ungkap Jalani Program Hamil 10 Tahun

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bombardemen di Kota Rafah oleh Jet Tempur Israel. Bayi kembar baru berusia lima bulan tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, sang ibu mengungkapkan telah menjalani program hamil selama 10 tahun.

TRIBUNNEWS.COM - Bayi kembar berusia lima bulan tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, sang ibu mengungkapkan telah menjalani program hamil selama 10 tahun hingga akhirnya bisa melahirkan keduanya.

Kedua bayi itu, Naeim dan Wissam Abu Anza, serta enam anak-anak lainnya, termasuk di antara 14 warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel pada akhir pekan kemarin.

Ayah bayi kembar itu juga meninggal dalam serangan yang sama, dikutip dari The Guardian.

Si kembar, satu laki-laki dan perempuan, lahir kurang dari seminggu setelah perang Israel-Gaza meletus pada 7 Oktober 2023.

Rania Abu Anza menceritakan detik-detik keluarganya direnggut serangan udara Israel malam itu.

Pada hari Sabtu (2/3/2024), Abu Banza terbangun sekitar pukul 22.00 waktu setempat lalu menyusui bayinya.

Ia kemudian kembali tidur sambil memeluk kedua bayinya, sang suami ada di samping mereka.

Selang satu setengah jam kemudian, ledakan meruntuhkan rumahnya.

"Saya berteriak memanggil anak-anak dan suami saya," katanya kepada Associated Press, sambil menangis dan memeluk selimut bayi di dadanya.

"Mereka semua tewas. Ayah mereka juga meninggalkan saya," lanjutnya.

Selain suami dan bayi kembarnya, Abu Anza juga kehilangan seorang saudara perempuan, keponakan, sepupu yang sedang hamil, dan kerabat lainnya.

Baca juga: Petinggi IDF Unit Juru Bicara Mundur Berjamaah, Militer Israel Tak Sepakat Soal Penyerbuan Rafah

“Saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi,” kata Rania Abu Anza.

“Saya ingin keluar dari negara ini. Aku lelah dengan perang ini," ucapnya.

Seorang anggota keluarga, Farouq Abu Anza, mengatakan sekitar 35 orang tinggal di rumah tersebut.

Beberapa di antaranya telah mengungsi ke daerah lain.

"Semua adalah warga sipil, kebanyakan anak-anak, dan tidak ada militan di antara mereka," urainya.

Saat ini masih ada sembilan orang lainnya yang belum ditemukan, terjebak di bawah reruntuhan.

Serangan udara Israel secara teratur menghantam rumah-rumah yang ramai sejak awal konflik.

Serangan sering terjadi tanpa peringatan, dan biasanya pada tengah malam.

Rangkuman peristiwa perang Israel-Hamas

  • Dikutip dari Al Jazeera, sebuah laporan yang diantisipasi oleh PBB menemukan bahwa kekerasan seksual dilakukan selama serangan tanggal 7 Oktober di Israel dan juga terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
  • Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa pihak berwenang Israel menyiksa beberapa stafnya selama penahanan dan interogasi.
  • Duta Besar Noway untuk PBB mengatakan negaranya telah “memutuskan untuk melanjutkan pendanaannya” untuk UNRWA karena badan tersebut adalah “jalur penyelamat utama” di Gaza.
  • Presiden AS Biden mengatakan dia bertekad untuk terus mengadvokasi perjanjian gencatan senjata yang akan menjamin pembebasan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dan pembentukan perjanjian gencatan senjata enam minggu untuk memungkinkan gelombang bantuan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini